Air merupakan sumber kehidupan, tanpa air tidak ada makhluk yang dapat
hidup. Begitu juga tanaman,salah satu unsur terbesar tanaman adalah air yaitu
berkisar anatara 90% untuk tanaman muda, sampai kurang dari 10% untuk
padi-padian yang menua sedangkan tanaman yang mengandung minyak , kandungan
airnya sangat sedikit. penyiraman harus dilakukan teratur agar tidak
kekurangan. Jika tidak disiram, tanaman akan mati kekeringan. Air merupakan
bahan untuk fotosintesis, tetapi hanya 0,1% dari total air yang digunakan untuk
fotosintesis. Air yang digunakan untuk transpirasi tanaman sebanyak 99 %, dan
yang digunakan untuk hidrasi 1 %, termasuk untuk memelihara dan menyebabkan
pertumbuhan yang lebih baik. Selama pertumbuhan tanaman membutuhkan sejumlah
air yang tepat.
Air merupakan reagen yang penting
dalam proses-proses fotosintesa dan dalam proses-proses hidrolik. Disamping itu
juga merupakan pelarut dari garam-garam, gas-gas dan material-material yang
bergerak kedalam tumbuhtumbuhan,melalui dinding sel dan jaringan esensial untuk
menjamin adanya turgiditas, pertumbuhan sel, stabilitas bentuk daun, proses
membuk dan menutupnya stomata, kelangsungan gerak struktur tumbuh-tumbuhan .
Kekurangan air akan mengganggu aktifitas fisiologis maupun morfologis, sehingga
mengakibatkan terhentinya pertumbuhan. Defisiensi air yang terusmenerus akan
menyebabkan perubahan irreversibel (tidak dapat balik) dan pada gilirannya
tanaman akan mati.
Suatu tanaman yang tumbuh dengan cepat
terutama terdiri dari air bervariasi antara 70% dan 90%, tergantung pada umur,
spesies, jaringan tertentu dan lingkungan.air dibutuhkan utuk bermacam macam
fungsi.
Air di dalam tanah menurut Thorne
dan Thorne { 1979 ) adalah salah satu faktor penting dalam produksi tanaman.
Keberhasilan yang terjadi dalam sistem penanaman akan tercapai apabila diatur
waktu dan jum!ah pemberian airnya. Air harus tersedia dalam tanah untuk
menggantikan air yang hilang karena evaporasi dari tanah dan transpirasi dari
tanaman. Air di dalam tanah selalu membawa nutrisi dalam larutannya untuk
pertumhuhan tanaman dan berpengaruh pada aerasi dan suhu tanah.
Peranan air bagi kehidupan tanaman,
antara lain:
a.
Air sebagai pelarut unsur hara di dalam tanah sehingga
tanaman dapat dengan mudah mengambil hara tersebut melalui akar sebagai
makanannya dan sekaligus mengangkut hara tersebut ke bagian-bagian tanaman yang
memerlukan.
b.
Air merupakan salah satu komponen penting dalam proses
fotosintesa, yaitu proses pembentukan karbohidrat dari air dan karbondioksida
dengan bantuan sinar matahari.
c.
Hampir seluruh proses fisiologi tanaman termasuk
reaksi-reaksi kimia berlangsung dengan adanya air.
d.
Di dalam tanaman air berfungsi mempertahankan
ketegapan tanaman. Jika tanaman kekurangan air, maka tanaman akan layu dan
kemudian mati.
e.
Air sebagai pengontrol suhu dalam tanaman pada saat
terik matahari.
Air mengendalikan suhu tanaman
dengan cara penguapan melalui stomata yang ada di permukaan daun (Najiyati dan
Danarti, 1989). Kebutuhan air meliputi masalah persediaan air, baik air
permukaan maupun air bawah tanah, begitu pula masalah manajemen dan ekonomi
proyek irigasi. Kebutuhan air atyau evapotranspirasi merupakan dua istilah,
yaitu : evaporasi dan transpirasi. Evaporasi adalahg penguapan air dari tanah
yang berdekatan, sedangkan transpirasi merupakan penguapan air dari permukaan
daun-daun tanaman ke atmosfer. Air yang disimpan dari embun, curah hujan atau
irigasi siraman dan kemudian menguap tanpa memasuki tanaman merupaka bagian
dari kebutuhan air (Hansen, Orson, Glen, 1979).
Banyaknya air yang dibutuhkan oleh
tanaman tergantung dari jenis tanaman dan iklim saat tanaman itu tumbuh. Hal
lain yang juga perlu diperhatikan adalah waktu dan cara pemberian air.
Pemberian air tanaman yang baik adalah waktu menjelang siang hari, karena pada
siang hari transpirasi berjalan dengan cepat, sehingga banyak sekali
membutuhkan air. Pemberian air pada pagi hari dan sore juga dapat dilakukan,
asalkan pada siang hari tanah masih mengandung cukup air. Periode pemberian air
tanaman tergantung dari faktor iklim, jenis tanaman, tekstur tanah dan sistem
irigasi (Najiyati dan Danarti., 1989).
Selama siklus hidup tanaman mulai
dari perkecambahan sampai panen membutuhkan air. Tanaman yang sedang tumbuh
menggunakan air terus menerus, tetapi besarnya pemakaian berbeda-beda sesuai
dengan jenis tanaman, umur tanaman dan keadaa atmosfer. Pada setiap pemberian
air irigasi, volume air yang memadai untuk mencukupi kebutuhan tanaman selama
periode pertumbuhan berbeda-beda, air ditampung pada tanah yang tidak jenuh
dalam bentuk air yang tersedia (Hansen, et. Al, 1979).
Menurut Najiyati (1989) bahwa
pemberian air untuk tanaman harus memilih sistem irigasi yang paling tepat,
pemilihan sistem irigasi tergantung pada kemiringan lahan, jenis tanah, jenis
tanaman dan ketersediaan air.
Ketersediaan air akan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman serta memperngaruhi hidup jasad renik
dalam tanah. Struktur, porositas, kandungan bahan organik akan menentukan
jumlah air di dalam tanah. Menurut Hansen et al. (1979) dalam usaha pemberian
air irigasi perlu diperhatikan kemampuan tanah dalam menyerap air. Air tersedia
bagi tanaman merupakan air yang terdapat diantara kapasitas lapang dan titik
layu permanen. Kramer 1979 (dalam Rahadi Bambang dkk, 1999) berpendapat bahwa
tingkat kelembababan tanah berpengaruh pada ketersediaan air. Air yang tersedia
bagi tanaman antara 15-20 atmosfer, yaitu antara kapasitas lapang dan titik
layu permanen.
Kapasitas lapang adalah keadaan
tanah yang cukup lembab yang menunjukkan jumlah air terbanyak yang dapat
ditahan oleh tanah terhadap gaya gravitasi. Air yang dapat ditahan oleh tanah
tersebut terus-menerus diserap oleh akar-akar tanaman atau menguap sehingga
tanah makin lama makin kering. Pada suatu saat akar tanaman tidak mampu lagi
menyerap air tersebut, sehingga tanaman menjadi layu, baik pada siang hari
ataupun malam hari. Pada keadaan ini tanaman disebut titik layu permanen.
Terdapat
lima mekanisme utama yang menggerakkan air dari suatu tempat ke tempat lain,
yaitu melalui proses: difusi, osmosis, tekanan kapiler, tekanan hidrostatik,
dan gravitasi.
a.
Difusi
Difusi adalah
pergerakan molekul atau ion dari dengan daerah konsentrasi tinggi ke daerah
dengan konsentrasi rendah.
b.
Osmosis
Osmosis adalah difusi melalui membran semipermeabel. Masuknya larutan ke
dalam sel-sel endodermis merupakan contoh proses osmosis. Dalam tubuh organisme
multiseluler, air bergera dari satu sel ke sel lainnya dengan leluasa. Selain
air, molekul-molekul yang berukuran kecil seperti O2 dan CO2 juga mudah
melewati membran sel. Molekul-molekul tersebut akan berdifusi dari daerah
dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Proses Osmosis akan berhenti
jika konsentrasi zat di kedua sisi membran tersebut telah mencapai
keseimbangan.
Osmosis juga dapat terjadi dari sitoplasma ke organel-organel bermembran.
Osmosis dapat dicegah dengan menggunakan tekanan. Oleh karena itu, ahli
fisiologi tanaman lebih suka menggunakan istilah potensial osmotik yakni tekanan
yang diperlukan untuk mencegah osmosis. Jika anda merendam wortel ke dalam
larutan garam 10 % maka sel-selnya akan kehilangan rigiditas (kekakuan)nya.
c.
Tekanan kapiler
Apabila pipa kapiler dicelupkan ke dalam bak yang berisi air, maka
permukaan air dalam pip a kapiler akan naik sampai terjadi keseimbangan antara
tegangan yang menarik air tersebut dengan beratnya. Tekanan yang menarik air
tersebut disebut tekanan kapiler. Tekanan kapiler tergantung pada diameter
kapiler : semakin kecil diameter kapiler semakin besar tegangan yang menarik
kolom air tersebut.
d.
Tekanan
hidrostatik
Masuknya air ke dalam sel akan menyebabkan tekanan terhadap dinding sel
sehingga dinding sel meregang. Hal ini akan menyebabkan timbulnya tekanan
hidrostatik untuk melawan aliran air tersebut. Tekanan hidrostatik dalam sel
disebut tekanan turgor. Tekanan turgor yang berkembang melawan dinding sebagai
hasil masuknya air ke dalam vakuola sel disebut potensial tekanan. Tekanan
turgor penting bagi sel karena dapat menyebabkan sel dan jaringan yang
disusunnya menjadi kaku. Potensial air suatu sel tumbuhan secara esensial
merupakan kombinasi potensial osmotic dengan potensial tekanannya. Jika dua sel
yang bersebelahan mempunyai potensial air yang berbeda, maka air akan bergerak
dari sel yang mempunyai potensial air tinggi menuju ke sel yang mempunyai
potensial air rendah.
e.
Gravitasi
Air juga bergerak untuk
merespon gaya gravitasi bumi, sehingga perlu tekanan untuk menarik air ke atas.
Pada tumbuhan herba, pengaruh gravitasi dapat diabaikan karena perbedaan
ketinggian pada bagian tanaman tersebut relatif kecil. Pada tumbuhan yang
tinggi, pengaruh gravitasi ini sangat nyata. Untuk menggerakkan air ke atas
pada pohon setinggi 100 m diperlukan tekanan sekitar 20 atmosfer.
Peranan air bagi tumbuhan guna
menjamin kelangsungan proses fisiologis dan biologi pertumbuhannya yaitu :
a. Merupakan 90 – 95% penyusun tubuh tanaman
b. Aktivator enzim
c.
Pereaksi dalam
reaksi hidrolisis.
d. Sumber H dalam fotosintesis
e. Penghasil O2 dalam fotosintesis
f.
Pelarut dan pembawa
berbagai senyawa
g. Menjaga Ψp sel yang penting untuk pembelahan, pembesaran,
pemanjangan sel, mengatur bukaan stomata, gerakan daun dan bunga (misal
epinasti).
h.
Pemacu respirasi
i.
Mengatur keluar masuknya zat
terlarut ke dan dari sel
j.
Mendukung tegaknya tanaman,
terutama pada tanaman herbaceus
k.
Agensia penyebaran
benih tanaman.
l.
Mempertahankan suhu tanaman tetap konstan pada
saat cahaya penuh
Faktor-Faktor Mempengaruhi Kebutuhan Air Pada Tanama
a. Jenis tanaman
Bentuk dan Umur Tanaman
Berdasarkan kebutuhan air, umumnya ada tiga jenis tanaman, yaitu:
ü
jenis Suka Air, memerlukan
air yang cukup banyak untuk dapat hidup dengan baik, contohnya jenis Adiantum,
Begonia, Calathea, Dracaena, Dieffenbachia, Monstera, Peperomia serta jenis
pakis-pakisan.
ü
Jenis menyukai air dalam
jumlah sedang, memerlukan air yang cukup tapi tidak berlebih untuk tumbuh dalam
kondisi yang sehat, contohnya adalah Aglaonema, Anthurium, Philodendron, dan
lainnya .
ü Jenis menyukai§ sedikit air, merupakan
jenis tanaman yang dapat tumbuh dengan baik dalam keadaan sedikit air,
contohnya berbagai jenis tanaman sukulen, kaktus, Sansiviera, Chryptanthus dan
lainnya.
Bentuk daun juga harus diperhatikan, jika daunnya besar dan
tipis, berarti tanaman tidak kuat kondisi kering dan membutuhkan relatif lebih
banyak air dalam penyiraman. Jika daun ada lapisan lilinnya berarti sedikit
tahan akan kondisi kering. Daun kecil akan menghindari penguapan air saat siang
hari. Akan tetapi penting pula diketahui jenis tanamannya, apakah tanaman
menyukai air atau tidak.
b. Lokasi dan Kondisi Sekitar Tanaman
Lokasi juga mempunyai andil dalam menentukan banyaknya air untuk
penyiraman. Tanaman dalam pot yang diletakkan di bawah naungan dengan yang
langsung di bawah sinar matahari akan mempunyai perbedaan kebutuhan air.
Umumnya tanaman yang berada di daerah naungan membutuhkan jumlah air yang
relatif lebih sedikit dari pada tanaman yang terkena sinar matahari langsung.
Peletakan tanaman pada sumber air membutuhkan air yang berbeda
dengan yang diletakkan di tengah lapangan terbuka. Peletakan di dekat sumber
air merupakan jenis tanaman yang menyukai kondisi air cukup banyak untuk
pertumbuhannya. Jenisnya pun berbeda dengan tanaman yang tahan akan sinar
matahari.
c. Jenis Media Tanam Media
merupakan material yang bersentuhan langsung dengan akar, bagian
tanaman yang sangat penting untuk penyerapan air dan unsur hara lainnya. Media
tanaman yang umum digunakan adalah tanah, humus, sekam, cocopeat, pasir malang,
dan akar pakis. Masing-masing mempunyai daya ikat air yang berbeda. Humus
mengandung banyak sisa-sisa bagian tanaman yang membusuk. Biasanya bersifat
menahan air. Tetapi jika diletakkan di area terbuka, humus mudah kering dan
berbentuk serpihan2/butiran2 halus.
Sekam yang umumnya digunakan adalah jenis sekam
biasa dan sekam bakar. Bentuknya yang berupa butiran-butiran sekam kasar
membantu tanah dalam memperbaiki struktur tanah hingga menjadi remah-remah
tidak padat sehingga air dapat mengalir dengan lancar. Untuk itu media tanam
sekam murni relatif cocok untuk tanaman hias pada pot, atau campuran media
tanam pada musim hujan agar air tidak merusak akar yang akan mengakibatkan
busuk akar.
Cocopeat relatif dapat menyimpan air hingga
penggunaan media dengan campuran bahan ini sangat tepat saat musim kering,
tetapi jangan biarkan media ini terlampau kering. Beda dengan pasir malang yang
lebih bersifat tidak menahan air. Sangat cocok digunakan sebagai campuran media
tanam pada musim hujan. Tak jarang untuk penanaman sering kali media tersebut
dicampur dengan jumlah tertentu. Oleh karena itu penting mengetahui sifat media
terhadap daya pegang air untuk mendapat media yang ideal dengan jenis tanaman
yang hendak ditanam.
d.
Besar Kecilnya Pot
Terkait dengan tingkat kelembaban media dalam pot. Pot kecil
akan mempunyai tingkat kelembaban yang lebih kecil jika dibandingkan dengan
media pada pot yang besar. Tepai pot besar mempunyai kelebihan dalam
pertumbuhan akar tanaman. Banyaknya ruang yang tersedia dapat memberikan ruang
yang cukup untuk bernafasnya akar.
e.
Musim
Dua musim utama di Indonesia, musim kering dan musim hujan, akan mempengaruhi penyiraman terhadap tanaman. Musim kering tanaman harus diperiksa apakah memerlukan penyiraman satu-dua hari sekali sedangkan musim hujan apakah harus disiram setiap hari atau tidak.
Dua musim utama di Indonesia, musim kering dan musim hujan, akan mempengaruhi penyiraman terhadap tanaman. Musim kering tanaman harus diperiksa apakah memerlukan penyiraman satu-dua hari sekali sedangkan musim hujan apakah harus disiram setiap hari atau tidak.
Stress Fisiologis Tanaman
Stress air
pada tanaman merupakan faktor utama dalam penghambatan produktivitas tanaman.
Proses fisiologis selalu berhubungan dengan air. Hilangnya air dari jaringan
tanaman dapat berpengaruh pada banyak hal, antara lain berkurangnya tekanan
hidrostatik di dalam sel, meningkatnya konsentrasi makromolekul dan larutan
dengan berat molekul kecil. Beberapa aktivitas fisiologis yang dipengaruhi oleh
stress air antara lain sebagai berikut.
1. Pembesaran dan Pembelahan Sel
Proses yang paling sensitif terhadap stress air
adalah pertumbuhan sel. Pengaruh utama tampak pada proses fisis. Bila tekanan
turgor sel jatuh akibat stress air, pembesaran sel juga menurun karena
kehilangan tekanan di dalam sel. Turgor yang tinggi dalam jaringan
kadang-kadang dijumpai pada malam hari dibanding dengan pada siang hari.
Ketersediaan air tanah juga berpengaruh pada potensi air di daun dan juga
perkembangan/perluasan daun. Stress air yang berkepanjangan dapat menghambat
pembelahan sel (meristem) belum jelas apakah penghambatan tersebut secara
langsung atau tidak langsung.
2. Dinding Sel dan Sintesis Protein
Dinding sel tersusun sebagian besar dari selulosa
yang merupakan penggabungan dari molekul glukosa. Sintesis substansi ini
tertekan pada kondisi stress air. Dilaporkan juga penggabungan asam amino ke
dalam bentuk protein juga dihambat oleh stress air, tetapi belum jelas
bagaimana stress air berpengaruh terhadap sintesis protein.
3.
Enzim
Defisit air berpengaruh langsung terhadap level enzim. Pada kondisi stress yang moderat, level beberapa enzim meningkat, misal enzim hidrolase dan dehidrogenase. Pada umumnya stress air mengakibatkan menurunnya kadar enzim, terutama nitrat reduktase. Stress air berpengaruh pada turgor, apakah kemudian tekanan turgor juga berpengaruh terhadap enzim yang berada di plasma membran, masih menimbulkan pertanyaan, mungkin bahwa aktivitas ATP ase membran dikendalikan oleh besarnya turgor, yang juga dinyatakan bahwa potensial membran tergantung pada turgor.
Defisit air berpengaruh langsung terhadap level enzim. Pada kondisi stress yang moderat, level beberapa enzim meningkat, misal enzim hidrolase dan dehidrogenase. Pada umumnya stress air mengakibatkan menurunnya kadar enzim, terutama nitrat reduktase. Stress air berpengaruh pada turgor, apakah kemudian tekanan turgor juga berpengaruh terhadap enzim yang berada di plasma membran, masih menimbulkan pertanyaan, mungkin bahwa aktivitas ATP ase membran dikendalikan oleh besarnya turgor, yang juga dinyatakan bahwa potensial membran tergantung pada turgor.
Diduga bahwa perubahan potensial membran dimaksudkan
agar jaringan tanaman dapat mengendalikan reaksi fisiologis, misal penyerapan
bahan-bahan terlarut. Hubungan antara penyerapan sukrosa dan turgor telah
disebutkan di depan. Hal yang serupa dijumpai pada hubungan antara turgor dan
penyerapan K+ pada ganggang Velonia sp, penyerapan K+ meningkat bila turgor sel
menurun dan sebaliknya. Dengan demikian nampak bahwa tekanan turgor memiliki
fungsi ganda dalam proses pertumbuhan. Ia dibutuhkan untuk menekan
dinding/membran sel untuk memberi fasilitas pemecah ikatan kimia dan tahap
berikutnya mengendalikan bahan-bahan terlrut yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.
4.
Hormon Tumbuhan
Hubungan antara stress air dan fitohormon sangat
kompleks, misal pada kondisi stress air yang moderat cepat terjadi akumulasi
asam absisik (ABA). Pada daun yang layu, nampak bahwa ABA pada level yang lebih
tinggi terpelihara oleh adanya laju sintesis ABA dan metabolismenya. Akumulasi
ABA menginduksi menutupnya stomata dan penghambatan transpirasi. Senesen pada
tanaman dipercepat oleh ABA, fenomena senesen ini lebih cepat pada kondisi
stress air dan hampir pasti berhubungan dengan sintesis dan kandungan ABA.
Pada tanaman kapas, stress air mempengaruhi perilaku
etilin pada daun, produksi etilin terjadi di petiol tanaman kapas beberapa jam
setelah meningkatnya defisit air, dan pada beberapa kejadian (tidak selalu)
dijumpai bahwa produksi etilin menurun ketika mendapat air kembali.
5. Aktivitas Fotosintesis
Stress air dapat menghambat membukanya stomata.
Stress air yang ringan kecil pengaruhnya terhadap menutupnya stomata. Bila
stress air ini berlangsung lebih hebat akan mengurangi penyerapan CO2, lebih
dari itu fotofosforilasi dan fotolisis air juga akan terganggu. Kecepatan
translokasi fotosintat dari daun ke bagian tanaman lainnya juga akan menurun,
translokasi fotosintat ini memiliki respon yang lebih sensitif daripada
fotosintesisnya ( lihat faktor yang berpengaruh terhadap fiksasi CO2 ).
6. Kegaraman
Kegaraman tanah merupakan persoalan dalam produksi
tanaman. Pada daerah arid dan semiarid perkembangan tanah dicirikan oleh
tingginya kadar garam pada profil tanah. Tergantung pada kondisi spesifik,
jumlah ion (Na+, Cl-, HCO3-, Mg2+, SO42- dan borat) mungkin berada di akar
dalam rentangan konsentrasi yang tinggi sehingga berpengaruh pada pertumbuhan
tanaman.
Pada umumnya keberadaan garam-garam terlarut dalam
medium dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dengan dua cara. Pertama
konsentrasi tinggi ion-ion tertentu dapat meracuni dan menginduksi gangguan
fisiologis (misal Na+, borat), kedua garam-garam terlarut menekan potensi air
dari medium dan berakibat terbatasnya penyerapan air oleh akar. Konsentrasi
garam yang lebih tinggi di medium, cenderung meningkatkan penyerapan ion dan
menurunkan potensial air dalam akar tanaman yang akan menstimulir penyerapan
air dan akan meningkatkan turgor sel dan turgiditas jaringan tanaman. Hal ini
dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan air yang dikenal dengan penyesuaian
osmotik.
7. Keracunan Garam
Kegaraman memberi pengaruh yang berbeda pada proses
metabolisme, seperti misal asimilasi CO2, sintesis protein, respirasi ataupun
fitohormon. Apakah hal ini merupakan pengaruh langsung sulit untuk dijawab.
Keracunan dimulai dengan tidak seimbangnya ion dalam jaringan tanaman,
seringkali dengan kelebihan dari Na+, tanaman dapat mengatasi kelebihan ini
dengan cara mengeluarkan yang diserapnya atau sekresi ke vakuola. Proses
pengaturan ini memerlukan tambahan energi, tanaman yang diperlakukan pada
kondisi kegaraman menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dan menguras
cadangan karbohidrat yang lebih tinggi dibanding dengan tanaman pada kondisi
yang tidak mengalmi kegaraman.
Tanaman yang menderita kegaraman juga miskin status
nutrisinya. Hubungan antara ketersediaan energi dan kegaraman telah
didemonstrasikan pada Chlorella dan Vicia faba. Dari dua kejadian tersebut
diketahui bahwa pengaruh keracunan dari kegaraman NaCl kurang kuat bila tanaman
ditumbuhkan di bawah intensitas cahaya yang tinggi dibanding dengan bila
tanaman ditumbuhkan di bawah intensitas yang rendah. Pada kondisi intensitas
tinggi tanaman dapat memelihara keseimbangan konsentrasi kation di dalam organ
tanaman, berbeda dengan pada intensitas rendah, di mana dijumpai konsentrasi
Na+ yang berlebihan dan K+ yang rendah. Ketidakseimbangan status ion, berkaitan
dengan terganggunya asimilasi CO2.
Kekurangan energi sebagai akibat kegaraman akan
berpengaruh pada berbagai proses yang membutuhkan energi, seperti asimilasi CO2,
sintesis protein atau asimilasi nitrogen anorganik. Kondisi kegaraman membatasi
sintesis sitokinin di akar dan translokasinya ke bagian atas tanaman dapat juga
terhambat, sedang sintesis ABA justru akan meningkat pada kondisi kegaraman.
Pada stress garam yang kuat, sitoplasma dapat terisi Na+ berlebihan yang dapat
berpengaruh terhadap enzim dan organel dalam sitoplasma.
Toleransi tanaman terhadap garam sangat berbeda-beda
antar spesies. Tanaman halofit mampu mengatasi konsentrasi elektrolit yang
tinggi dalam medium karena penyerapannya yang dalam jumlah besar tersebut lalu
diasingkan ke dalam vakuola. Mekanisme utama toleransi tanaman terhadap garam
tergantung pada organ penampung ion anorganik. Sekresi aktif ion Na+ ke dalam
vakuola akan melindungi sitoplasma terhadap konsentrasi Na+ yang tinggi.
Toleransi terhadap garam dapat juga dilakukan dengan
cara reabsorpsi Na+ dari xylem ke bagian basal dari akar. Pada tanaman ekotipe,
toleransi terhadap garam diujudkan dengan adanya akumulasi konsentrasi Na+ pada
daun, walaupun akumulasi di daun bukanlah merupakan indikator terhadap
toleransi garam.
8. Penyesuaian Terhadap Suhu
Membran sel tersusun atas lemak lapis ganda, tiga lipida polar
terdapat pada sebagian besar membran : fosfolipid, glukolipid dan sulfolipid yang
jumlahnya lebih kecil. Dalam lipida polar, asam lemak rantai panjang bertindak
sebagai ekor hidrofobik, yang berorientasi ke arah dalam membran. Variasi asam
lemak dalam hal panjang rantai dan tingkat kejenuhannya (jumlah ikatan rangkai)
berpengaruh terhadap titik cair.
KESIMPULAN
1. Air bagi tanaman merupakan bahan untukØ
fotosintesis, tetapi hanya 0,1% dari total air yang digunakan untuk
fotosintesis. Air yang digunakan untuk transpirasi tanaman sebanyak 99 %, dan
yang digunakan untuk hidrasi 1 %, termasuk untuk memelihara dan menyebabkan
pertumbuhan yang lebih baik. Selama pertumbuhan tanaman membutuhkan sejumlah
air yang tepat .Kebutuhan air bagi tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lainjenis tanaman dalam hubungannya dengan tipe dan perkembangannya,
kadar air tanah dan kondisi cuaca
2. peranan air bagi tumbuhan sangat besar diantaranya ;untukØ
pemakaian evapotranspirasi ,di gunakan untuk proses asimilasi, sebagai
pengangkut unsure harav , sebagai pengatur tegangan sel, dan sebagai bagian
dari tanamaan baik sebagai penyusun jaringan ,maupun sebagai penolonng sifat
sifat bahan-bahan penyusun jaringan tersebut.
3.
Kekurangan air bagi
tanaman dapat menyebabkan aktivitas prposes vaktivitas dan fisiologis tanaman
terhambat bahkan tidaka kan berjalan, tanaman yang kekuirangan air akan
menyebabkan tanaman layu dan akhirnya akan menyebabkan kematian pada tanaman
Karen jaringan-jaringan tanaman tidak lagi berfungsi dengan baik. Sedangkan
kelebihan air pada tanaman akan meyebabkan permukaan tanah tempat tanaman hidup
akan lembab karena kelebihan air, keaaadaan lembab tersebut akan memunculkan
mikro organisme jamur yang akan mengakibatkan tumbuhnya penyakit bagi tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Aak, 1983,Dasar-Dasar
Bercocok Tanam,kanisus, Yogyakarta.
Arsyad
sofyan.dkk,1983,Ilmu iklim dan Pengairan. C.v yasaguna.
Anita,arianti.“air dan tanaman”. http://id.shvoong.com/exact-sciences/agronomy-agriculture/2062364-air-dan-tanaman/2012/. (Akses 1 mei 2012).
Putri,Maulidia,eka. “bagaimana air dapat menyerap mineral dari dalam
tanah?” http://www.forumsains.com/artikel/bagaimana-tumbuhan-menyerap-air-mineral-dari-dalam-tanah/. 2010/02/ “forum sains”/. (akses 1
mei 2012).
Klimatologi’s blog. “air dan tumbuhan”. http://klimatologi.wordpress.com/2009/01/21/air-dalam-tumbuhan/2009/01/21/. (akses 1 mei 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar