NILAI GIZI ES KRIM DAN BERBAGAI JENIS ES KRIM
Rika
armelia dibawah bimbingan
dosen pengajar matakuliah Bahasa Indonesia Rika zufria, S.S
Program Studi Peternakan Jurusan Ilmu Peternakan
Fakultas Peternakan Universitas Andalas 2012
dosen pengajar matakuliah Bahasa Indonesia Rika zufria, S.S
Program Studi Peternakan Jurusan Ilmu Peternakan
Fakultas Peternakan Universitas Andalas 2012
ABSTRAK
Penulisan
ini bertujuan untuk mengetahui nilai gizi dan berbagai jenis produk es krim
yang terbuat dari susu yang bersedar dipasaran. Pada pembuatan es krim dari
susu banyak hal yang harus menjadi perhatian agar produk yang dibuat tidak
menimbulkan kerusakan terhadap yang mengkonsumsi dan keberhasilan dalam
pembuatan es krim. Banyak hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan es krim,
antara lain susu yang digunakan (dapat menggunakan susu sapi, susu kambing,
susu kerbau), gizi pada es krim, proses pembuatan es krim, berbagai jenis es
krim yang dapat dijumpai dipasaran, pengemasan es krim, kerusakan yang dapat
terjadi pada es krim dan keamanan pangan untuk konsumen.
Kata kunci : susu, es
krim, nilai gizi, mikroba, pembuatan es krim
1.
PENDAHULUAN
Pangan dan gizi mempunyai peranan strategis dalam
pembangunan bangsa. Secara tegas dijelaskan dalam penjelasan atas Undang –
Undang No. 6 Tahun 1996 tentang pangan, yang dinyatakan bahwa kebutuhan dasar
manusia yang pemenuhannya merupakan hak asasi setiap rakyat Indonesia harus senantiasa
tersedia cukup setiap waktu, aman, bermutu, bergizi dan beragam dengan harga
terjangkau[1].
Komoditas pangan yang dapat memenuhi kebutuhan akan bergizi diantaranya
bersumber dari pangan hewani. Sudah diketahui bahwa berbagai bahan pangan
hewani, seperti daging, ikan, telur, susu dan unggas, banyak mengandung gizi
dan nutrisi yang memiliki komposisi kimia yang diperlukan bagi kehidupan
manusia. Untuk memudahkan konsumsi pangan hewani, berbagai cara dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.
Produk pengolahan pangan hewani tidak dapat disimpan
lama dalam suhu ruang. Masa simpan bahan pangan hewani dapat diperpanjang
dengan cara disimpan pada suhu rendah, dikeringkan, difermentasi, distrelisasi
dan melakukan pengolahan lanjutan pada pangan tersebut. Pengolahan bahan pangan
dengan tujuan memperpanjang masa simpannya harus bebas kuman, bakteri atau
jamur. Selain itu harus diusahakan agar nilai gizi yang terkandung dalam bahan
pangan tersebut tidak banyak berkurang karena proses pengolahan.
Penganekaragaman dari pangan hewani dapat dibuat dalam berbagai produk. Seperti
pembuatan es krim yang dibuat dengan berbahan dasar susu.
Air susu sebagai salah satu makanan yang tinggi
nilai gizinya, mempunyai sifat – sifat baik untuk menunjang kesehatan manusia
tetapi mempunyai sifat baik pula untuk media pertumbuhan mikroorganisme.
Sehingga untuk mempertahankan sifat – sifat baik tersebut, perlu dilakukan
usaha yang ditujukan kepada pencegahan terhadap setiap kemungkinan perusakan
kualitas susu. Pengolahan susu bertujuan untuk memeperoleh susu yang beraneka
ragam, berkualitas tinggi, berkadar gizi tinggi, tahan simpan, mempermudah
pemasaran dan transportasi. Pengolahan susu selalu berkembang sejalan dengan
berkembangnya ilmu dibidang teknologi pangan. Dengan demikian akan semakin
banyak jenis produk susu yang dikenal. Hal ini merupakan langkah yang sangat
tepat untuk mengimbangi laju permintaan pasar. Berbagai jenis produk susu
diantaranya adalah es krim. Es krim merupakan makanan yang dikenal oleh banyak
kalangan dan telah memasuki semua segmen masyarakat dari semua golongan
ekonomi. Harga yang bervariasi dan citarasa yang menyenangkan menjadi daya
tarik konsumen untuk mengkonsumsinya. Hampir semua segmen masyarakat dari usia
muda hingga usia dewasa telah mencoba produk dari susu ini.
2.
Nilai
Gizi Dan Berbagai Jenis Es Krim
Es krim dianggap sebagai salah satu dessert / makanan kecil imternasional
yang populer. Es krim merupakan campuran dari bahan krim, susu, gula, flavoring, dan emulsifier yang dibekukan. Tekstur yang halus pada es krim
disebabkan karena lemak dan udara yang terperangkap didalam campuran (overrun). Resep pertama es krim telah
diterbitkan di Inggris pada tahun 1769, walaupun orang – orang Amerika adalah
orang pertama yang mengenalkan dan memproduksi es krim dalam jumlah besar[2].
Es krim merupakan busa ( gas yang terdispersi dalam cairan) yang diawetkan
dengan pendinginan. Walaupun es krim tampak sebagai wujud yang kompak, namun
bila dilihat dengan mikroskop maka es krim merupakan makanan yang terdiri dari
beberapa unsur komponen penyusun, antara lain adalah globula lemak susu, udara,
kristal – kristal kecil es dan air yang melarutkan gula, garam dan protein
susu.
Menurut Standar Nasional Indonesia, es krim adalah
sejenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara pembekuan tepung es krim
atau campuran susu, lemak hewani maupun nabati, gula dan dengan atau tanpa
bahan makanan lain yang diizinkan. Perbedaan utama dari ketiga jenis es krim
tersebut terletak pada kandungan lemak susunya. Saat ini dipasaran juga dikenal
es krim rendah lemak, yaitu es krim yang dierduksi kandungan lemaknyapertakaran
saji. Reduksi yang dilakukan umumnya sebesar 25 hingga 50 persen dari jumlah
normal.
Pada pembuatan es krim susu dan krim saja tidak
cukup memberikan padatan bukan lemak, maka bahan harus dilengkapi dengan
padatan bukan lemak kering. Lemak yang berasal dari krim dan susu memberikan flavor, masa dan tekstur pada produk.
Dengan bertambahnya kandungan lemak, tekstur menjadi lebih baik dan es krim
menjadi semakin tahan terhadap proses pencairan. Lemak adalah unsur yang jauh
lebih mahal dalam campuran ini dan oleh karenanya merupakan hal yang paling
mendapat perhatian dalam formulasi. Es krim adalah makanan bergizi dan sumber
energi terkonsentrasi, tetapi karena kandungan lemak dan gulanya yang tinggi,
es krim merupakan makanan yang tidak seimbang dan tidak boleh dijadikan bagian
utama dari suatu diet.
Nilai gizi es krim sangat tergantung pada komposisi
bahan bakunya. Untuk membuat es krim sangat tergantung pada komposisi bahan
bakunya. Untuk membuat es krim yang bermutu tinggi, komposisi bahan bakunya
perlu diketahui dengan pasti. Sumbangan nilai gizi terbesar pasa es krim
berasal dari bahan baku susu. Jika ditinjau dari kandungan gizinya, es krim
merupakan produk yang kaya kalsium dan protein. Hal ini dapat dipahami karena
bahan baku utamanya adalah susu. Kalsium dan protein adalah zat gizi yang
dibutuhkan segala usia. Protein mempunyai bermacam – macam fungsi bagi tubuh,
yaitu sebagai enzim, zat pengatur pergerakan, pertahanan tubuh, alat
pengangkut, dan lain – lain[3].
Peranan kalsium dalam tubuh pada umumnya dapat dibagi dua yaitu berperan dalam
pembentukan tulang dan gigi dan mengukur proses biologis dalam tubuh. Oleh
sebab itu, es krim dapat dinikmati semua usia. Hanya saja perlu dicermati
kandungan zat gizi lain yang terkandung dalam es krim.
Kandungan
gizi yang terkandung dalam 100 gram es krim original:
komponen
|
Jumlah
|
Kalori
|
207 kal
|
Protein
|
4 mg
|
Lemak
|
12.5mg
|
Karbohidrat
|
20.5 mg
|
Kalsium
|
123 mg
|
Fosfor
|
99 mg
|
Besi
|
0.1 mg
|
Vitamin A
|
520 mg
|
Vitamin B1
|
0.04 mg
|
Vitamin C
|
1 mg
|
Kadar Air
|
62.1 g
|
Proses
pembuatan es krim meliputi:
1. Pencampuran
Bahan cair yang
ditimbang dalam bejana pencampur, dipanaskan dahulu sampai kira kira 400C
– 500C, dimana bahan – bahan kering seperti gula dan bahan penstabil
ditambahkan dan dicampurkan supaya larut dengan baik.
2. Pateurisasi
Campuran itu
dipasteurisasi seperti halnya pada susu, tetapi dengan menggunakan panas dan
waktu yang kebih lama untuk mengatasi masalah pengaruh panas dan waktu yang
lebih lama untuk mengatasi masalah pengaruh perlindungan terhadap penghancuran
bakteri yang disebabkan oleh lemak dan gula yang ditambahkan. Proses pasteurisasi
yang biasa dipakai adalah 30 menit dengan suhu 670C untuk metoda holder dan 25 detik untuk metoda HTST.
3. Homogenisasi
Sementara campuran
masih panas, campuran itu dibuat homogen untuk mencegah tercampur aduknya susu
selama proses pembuihan, untuk mengurangi waktu yang diperlukan bagi pematangan
campuran itu dan untuk memengaruhi kekentalan dan dengan demikian diperbaiki
juga tekstur dan masa es krim. Campuran tersebut didinginkan hingga 40C
dan bahan – bahan flavor ditambahkan.
4. Pembekuan
dan Pembuihan
Pembekuan dan pembuihan
memberikan pengaruh penting pada tekstur es krim yang mengeras. Teknik
pembekuan dilakukan sesuai dengan alat pembeku yang digunakan, tujuannya adalah
membekukan sampai suhu terendah, secepat mungkin dan mendapatkan kelebihan yang
cukup. Yakni, naiknya volume es krim selama pembekuan karena penyatuan
gelembung udara yang halus dalam proses pembuihan. Biasanya kelebihan itu
mencapai kira – kira 100 – 120 % untuk mendapatkan tekstur yang paling
diharapkan. Kandungan lemak dan agar – agar cenderung untuk membatasi jumlah
udara yang dapat disatukan, sedangkan bahan padat susu bukan lemak mempunyai
pengaruh yang berlawanan dan memudahkan tingginya kelebihan ini. Pembekuan dan
pembuihan dapat merupakan suatu prose yang terus – menerus tetap dengan proses
yang mana pun hal ini selalu dilaksanakan pada suhu – 10 0C.
Pembekuan harus dilakukan secepat mungkin supaya tidak terbentuk kristal es
yang besar yang akan mengakibatkan tekstur yang kurang bermutu.
Komposisi
adonan:
1. Memperhatikan
undang – undang setempat mengenai kandungan padatan dan lemak.
2. Kesukaan
konsumen terhadap rasa manis, tekstur, flavor,
dan warna es krim.
3. Aspek
ekonomi dalam menyeleksi bahan baku.
Secara
umum, es krim dapat dibagi dalam 5 kelas:
1. Dessert Ice
2. Es
Krim
1) Es
Krim biasa
a. Es
krim dengan berbagai rasa.
Vanila, cokelat, buah –
buahan, permen, dan lain – lainnya dapat digunakan untuk rasa es krim.
b. Es
krim dengan bervariasi atau es krim yang bergelombang.
Es krim ini umumnya
adalah es krim vanila yang dipisah menjadii rasa sirup dan buah atau kacang
secara terpisah untuk menghasilkan bermacam – macam efek.
2) Es
krim spesial
Es krim spesial
memiliki kandungan lemak susu, telur atau buah – buahan yang tertinggi, serta
warna yang baik. Tipe – tipe es krim spesial dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Custard
Adalah es krim yang
berwarna sangat baik dan bisa berisi lemak susu ataupun tidak dan biasanya
berisi telur dalam porsi yang umum.
b. Parfait
Adalah es krim yang
berisi lemak susu, telur dan sejumlah buah – buahan atau kacang atau kombinasi
semuanya.
c. Ice
cream bisque
Adalah es krim yang
biasanya kaya akan lemak susu dan berfalvor makaroni, anggur, kacang atau
biskuit.
d. Mausse
Adalah whipping krim yang dingin, biasanya berflavor tinggi.
e. Es
krim yang berwarna kuning emas, dapat berisi lemak susu pada es krim biasa dan
telur.
3. Milk
Ice
Adalah produk yang
dingin yang dibuat dari kombinasi produk susu, gula dan masih banyak lagi bahan
– bahan lain yang mirip dengan bahan – bahan yang biasa digunakan pada industri
es krim. Es krim ini dibuat agar berisi lemak cokelat yang lebih tinggi dari sherbets dan lebih rendah dari es krim
biasa. Biasanya kadar lemak susunya antara 2 dan 6 %.
4. Sherbet
ice
Adalah produk yang
terbuat dari susu yang ditambahkan dengan gula dan buah atau sari buah. Kadar
lemak susunya biasanyatidak mencapai 2%. Jadi produk ini berbeda dengan susu,
di beberapa negara prouk ini mengandung tidak kurang dari 0.4% asam.
5. Water
ice
Es krim jenis ini tak menggunakan
lemak susu dan susu krim melainkan hanya menggunakan jus buah dan gula serta
penstabil.
Pada
pembuatan suatu produk pangan terutama produk pangan yang berasal dari hewan
seperti susu, perkembangan mikroba sangat mudah sekali berkembangbiaknya. Organisme
yang biasa terdapat pada es krim ini sangat tergantung pada sebagian jumlah
besar bakteri dalam komponen – komponen es krim sebelum diproses, maupun pada
waktu pengolahan termasuk peralatan yang digunakan. Ketika campuran es krim
disimpan pada temperatur di bawah 400F sebelum pembekuan, tidak ada
peningkatan jumlah mikroba. Setelah produk dibekukan, ditransfer dalam ruang
pengerasan, dan suhu dipertahankan dibawah 00F, diharapkan tidak ada
pertumbuhan bakteri. Jika es krim dibiarkan meleleh pada kondisi diatas titik
beku, kemungkinan akan terjadi pertumbuhan mikroba.
Pemusnahan
bakteri dalam es krim sukar dilakukan karena gula, lemak, stabilizer dan bahan
padatan tanpa lemak merupakan pelindung bakteri terhadap panas. Misalnya krim
lebih sulit di pasteurisasi dari pada susu biasa. Stabilizer yang ditambahkan
seperti gelatin atau alginat dapat melindungi bakteri dari panas. Diperlukan
waktu yang lebih lama waktu untuk pasteurisasi es krim dari pada susu biasa
pada suhu yang sama.
Es
krim komersial yang banyak beredar dipasaran, biasanya dijual dalam bentuk yang
berbeda – beda, pada umumnya es krim tersebut telah dikemas dalam berbagai
bentuk kemasan yang dapat meningkatkan daya tarik es krim tersebut. Pengemasan
dilakukan setelah es krim dikeluarkan dari alat pembeku. Untuk menghindari
terjadinya pencairan kristal, diperlukan pengemasan secara cepat. Pengemasan es
krim dapat dilakukan dengan menggunakan karton, cup dan lain – lainnya.
Pada
saat es krim dikeluarkan dari freezer,
selanjutnya es krim dimasukkan kedalam wadah sesuai bentuk dan ukuran yang
diinginkan untuk mempermudah penanganan selama pembekuan, penyimpanan, dan
proses pemasaran. Pengeman dari es krim ada 2 jenis yaitu kemasan borongan
(bulk packaging) untuk penjualan es krim dalam jumlah besar dan kemasan
langsung untuk penjualan eceran. Pengemasan es krim dikemas dalam sebuah wadah
plastik yang tahan terhadap suhu rendah dan tahan terhadap kadar gula dan kadar
lemak yang tinggi. Bentuk wadah es krim umumnya seperti cup dan persegi. Selain dalam dikemas dalam
tempat, ada juga dalam bentuk stik yang dikemas dengan kemasan primer yaitu
plastik.
Penyimpanan
es krim perlu diperhatikan. Bila tidak disimpan dengan baik, sebagian es krim
yang mencair akan membentuk kristal es yang lebih besar dan ketika kembali
dimasukkan ke pendingin kristal es akan tumbuh membesar. Hal ini akan
mengakibatkan teksturnya menjadi semakin kasar dan tidak enak di mulut. Selain
itu, pengasaran tekstur bisa juga diakibatkan karena laktosa (gula susu) yang
mengkristal dalam larutan dan sukar melarut kembali. Untuk mengatasi hal ini,
bila selesai dikonsumsi (sebelum disimpan kembali ke freezer), sebaiknya ditaburkan sedikit gum atau serbuk selulosa diatas es krim. Serbuk – serbuk itu akan
menyerap kuat air yang mencair sehingga pembentukan kristal es yang besar dapat
dicegah.
3.Kesimpulan
a. Kadar
lemak dalam susu sangat mempengaruhi struktur kelembutan pada es krim, karena
peran lemak pada pembuatan susu adalah sebagai pemberi tekstur halus dan lembut.
b. Berbagai
jenis es krim yang beredar di pasaran memiliki harga yang bervasiasi karena
dipengaruhi oleh kualitas susu yang digunakan dalam pembuatannya.
c. Pengemasan
es krim terdiri dari dua kemasan yaitu eceran dan kemasan borongan.
d. Mikroorganisme
yang terdapat dalam es krim tergantung pada jumlah bakteri yang terdapat pada
susu sebelum diolah menjadi es krim.
e. Penyimpanan
es krim dapat mempengaruhi tekstur dari es krim tersebut, penyimpanan yang
tidak tepat dapat menimbulkan tekstur yang lebih kasar dibandingkan dengan es
krim yang baru selesai diolah.
KEPUSTAKAAN
Anjarsari, Bonita. 2010. Pangan Hewani Fisiologi Pasca Mortem dan
Teknologi. Penerbit Graha ilmu. Yogyakarta.
Buckle, K.A, dkk. 1987. Ilmu Pangan. Penterjemah : Hari Purnomo
dan Adiona. Penerbit Universitas Indonesia. UI-Press. Jakarta.
Winarno,
F. G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Cetakan
kesebelas. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar