Minggu, 16 Desember 2012

nilai gizi es krim dan berbagai jenis es krim


NILAI GIZI ES KRIM DAN BERBAGAI JENIS ES KRIM

Rika armelia dibawah bimbingan
dosen pengajar matakuliah Bahasa Indonesia Rika zufria, S.S
Program Studi Peternakan Jurusan Ilmu Peternakan
Fakultas Peternakan Universitas Andalas 2012

ABSTRAK
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui nilai gizi dan berbagai jenis produk es krim yang terbuat dari susu yang bersedar dipasaran. Pada pembuatan es krim dari susu banyak hal yang harus menjadi perhatian agar produk yang dibuat tidak menimbulkan kerusakan terhadap yang mengkonsumsi dan keberhasilan dalam pembuatan es krim. Banyak hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan es krim, antara lain susu yang digunakan (dapat menggunakan susu sapi, susu kambing, susu kerbau), gizi pada es krim, proses pembuatan es krim, berbagai jenis es krim yang dapat dijumpai dipasaran, pengemasan es krim, kerusakan yang dapat terjadi pada es krim dan keamanan pangan untuk konsumen.
Kata kunci : susu, es krim, nilai gizi, mikroba, pembuatan es krim


1.      PENDAHULUAN
Pangan dan gizi mempunyai peranan strategis dalam pembangunan bangsa. Secara tegas dijelaskan dalam penjelasan atas Undang – Undang No. 6 Tahun 1996 tentang pangan, yang dinyatakan bahwa kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya merupakan hak asasi setiap rakyat Indonesia harus senantiasa tersedia cukup setiap waktu, aman, bermutu, bergizi dan beragam dengan harga terjangkau[1]. Komoditas pangan yang dapat memenuhi kebutuhan akan bergizi diantaranya bersumber dari pangan hewani. Sudah diketahui bahwa berbagai bahan pangan hewani, seperti daging, ikan, telur, susu dan unggas, banyak mengandung gizi dan nutrisi yang memiliki komposisi kimia yang diperlukan bagi kehidupan manusia. Untuk memudahkan konsumsi pangan hewani, berbagai cara dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Produk pengolahan pangan hewani tidak dapat disimpan lama dalam suhu ruang. Masa simpan bahan pangan hewani dapat diperpanjang dengan cara disimpan pada suhu rendah, dikeringkan, difermentasi, distrelisasi dan melakukan pengolahan lanjutan pada pangan tersebut. Pengolahan bahan pangan dengan tujuan memperpanjang masa simpannya harus bebas kuman, bakteri atau jamur. Selain itu harus diusahakan agar nilai gizi yang terkandung dalam bahan pangan tersebut tidak banyak berkurang karena proses pengolahan. Penganekaragaman dari pangan hewani dapat dibuat dalam berbagai produk. Seperti pembuatan es krim yang dibuat dengan berbahan dasar susu.
Air susu sebagai salah satu makanan yang tinggi nilai gizinya, mempunyai sifat – sifat baik untuk menunjang kesehatan manusia tetapi mempunyai sifat baik pula untuk media pertumbuhan mikroorganisme. Sehingga untuk mempertahankan sifat – sifat baik tersebut, perlu dilakukan usaha yang ditujukan kepada pencegahan terhadap setiap kemungkinan perusakan kualitas susu. Pengolahan susu bertujuan untuk memeperoleh susu yang beraneka ragam, berkualitas tinggi, berkadar gizi tinggi, tahan simpan, mempermudah pemasaran dan transportasi. Pengolahan susu selalu berkembang sejalan dengan berkembangnya ilmu dibidang teknologi pangan. Dengan demikian akan semakin banyak jenis produk susu yang dikenal. Hal ini merupakan langkah yang sangat tepat untuk mengimbangi laju permintaan pasar. Berbagai jenis produk susu diantaranya adalah es krim. Es krim merupakan makanan yang dikenal oleh banyak kalangan dan telah memasuki semua segmen masyarakat dari semua golongan ekonomi. Harga yang bervariasi dan citarasa yang menyenangkan menjadi daya tarik konsumen untuk mengkonsumsinya. Hampir semua segmen masyarakat dari usia muda hingga usia dewasa telah mencoba produk dari susu ini.
2.      Nilai Gizi Dan Berbagai Jenis Es Krim
Es krim dianggap sebagai salah satu dessert / makanan kecil imternasional yang populer. Es krim merupakan campuran dari bahan krim, susu, gula, flavoring, dan emulsifier yang dibekukan. Tekstur yang halus pada es krim disebabkan karena lemak dan udara yang terperangkap didalam campuran (overrun). Resep pertama es krim telah diterbitkan di Inggris pada tahun 1769, walaupun orang – orang Amerika adalah orang pertama yang mengenalkan dan memproduksi es krim dalam jumlah besar[2]. Es krim merupakan busa ( gas yang terdispersi dalam cairan) yang diawetkan dengan pendinginan. Walaupun es krim tampak sebagai wujud yang kompak, namun bila dilihat dengan mikroskop maka es krim merupakan makanan yang terdiri dari beberapa unsur komponen penyusun, antara lain adalah globula lemak susu, udara, kristal – kristal kecil es dan air yang melarutkan gula, garam dan protein susu.
Menurut Standar Nasional Indonesia, es krim adalah sejenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara pembekuan tepung es krim atau campuran susu, lemak hewani maupun nabati, gula dan dengan atau tanpa bahan makanan lain yang diizinkan. Perbedaan utama dari ketiga jenis es krim tersebut terletak pada kandungan lemak susunya. Saat ini dipasaran juga dikenal es krim rendah lemak, yaitu es krim yang dierduksi kandungan lemaknyapertakaran saji. Reduksi yang dilakukan umumnya sebesar 25 hingga 50 persen dari jumlah normal.
Pada pembuatan es krim susu dan krim saja tidak cukup memberikan padatan bukan lemak, maka bahan harus dilengkapi dengan padatan bukan lemak kering. Lemak yang berasal dari krim dan susu memberikan flavor, masa dan tekstur pada produk. Dengan bertambahnya kandungan lemak, tekstur menjadi lebih baik dan es krim menjadi semakin tahan terhadap proses pencairan. Lemak adalah unsur yang jauh lebih mahal dalam campuran ini dan oleh karenanya merupakan hal yang paling mendapat perhatian dalam formulasi. Es krim adalah makanan bergizi dan sumber energi terkonsentrasi, tetapi karena kandungan lemak dan gulanya yang tinggi, es krim merupakan makanan yang tidak seimbang dan tidak boleh dijadikan bagian utama dari suatu diet.
Nilai gizi es krim sangat tergantung pada komposisi bahan bakunya. Untuk membuat es krim sangat tergantung pada komposisi bahan bakunya. Untuk membuat es krim yang bermutu tinggi, komposisi bahan bakunya perlu diketahui dengan pasti. Sumbangan nilai gizi terbesar pasa es krim berasal dari bahan baku susu. Jika ditinjau dari kandungan gizinya, es krim merupakan produk yang kaya kalsium dan protein. Hal ini dapat dipahami karena bahan baku utamanya adalah susu. Kalsium dan protein adalah zat gizi yang dibutuhkan segala usia. Protein mempunyai bermacam – macam fungsi bagi tubuh, yaitu sebagai enzim, zat pengatur pergerakan, pertahanan tubuh, alat pengangkut, dan lain – lain[3]. Peranan kalsium dalam tubuh pada umumnya dapat dibagi dua yaitu berperan dalam pembentukan tulang dan gigi dan mengukur proses biologis dalam tubuh. Oleh sebab itu, es krim dapat dinikmati semua usia. Hanya saja perlu dicermati kandungan zat gizi lain yang terkandung dalam es krim.
Kandungan gizi yang terkandung dalam 100 gram es krim original:
komponen
Jumlah
Kalori
207 kal
Protein
4 mg
Lemak
12.5mg
Karbohidrat
20.5 mg
Kalsium
123 mg
Fosfor
99 mg
Besi
0.1 mg
Vitamin A
520 mg
Vitamin B1
0.04 mg
Vitamin C
1 mg
Kadar Air
62.1 g

Proses pembuatan es krim meliputi:
1.      Pencampuran
Bahan cair yang ditimbang dalam bejana pencampur, dipanaskan dahulu sampai kira kira 400C – 500C, dimana bahan – bahan kering seperti gula dan bahan penstabil ditambahkan dan dicampurkan supaya larut dengan baik.
2.      Pateurisasi
Campuran itu dipasteurisasi seperti halnya pada susu, tetapi dengan menggunakan panas dan waktu yang kebih lama untuk mengatasi masalah pengaruh panas dan waktu yang lebih lama untuk mengatasi masalah pengaruh perlindungan terhadap penghancuran bakteri yang disebabkan oleh lemak dan gula yang ditambahkan. Proses pasteurisasi yang biasa dipakai adalah 30 menit dengan suhu 670C untuk metoda holder dan 25 detik untuk metoda HTST.
3.      Homogenisasi
Sementara campuran masih panas, campuran itu dibuat homogen untuk mencegah tercampur aduknya susu selama proses pembuihan, untuk mengurangi waktu yang diperlukan bagi pematangan campuran itu dan untuk memengaruhi kekentalan dan dengan demikian diperbaiki juga tekstur dan masa es krim. Campuran tersebut didinginkan hingga 40C dan bahan – bahan flavor ditambahkan.
4.      Pembekuan dan Pembuihan
Pembekuan dan pembuihan memberikan pengaruh penting pada tekstur es krim yang mengeras. Teknik pembekuan dilakukan sesuai dengan alat pembeku yang digunakan, tujuannya adalah membekukan sampai suhu terendah, secepat mungkin dan mendapatkan kelebihan yang cukup. Yakni, naiknya volume es krim selama pembekuan karena penyatuan gelembung udara yang halus dalam proses pembuihan. Biasanya kelebihan itu mencapai kira – kira 100 – 120 % untuk mendapatkan tekstur yang paling diharapkan. Kandungan lemak dan agar – agar cenderung untuk membatasi jumlah udara yang dapat disatukan, sedangkan bahan padat susu bukan lemak mempunyai pengaruh yang berlawanan dan memudahkan tingginya kelebihan ini. Pembekuan dan pembuihan dapat merupakan suatu prose yang terus – menerus tetap dengan proses yang mana pun hal ini selalu dilaksanakan pada suhu – 10 0C. Pembekuan harus dilakukan secepat mungkin supaya tidak terbentuk kristal es yang besar yang akan mengakibatkan tekstur yang kurang bermutu.

Komposisi adonan:
1.      Memperhatikan undang – undang setempat mengenai kandungan padatan dan lemak.
2.      Kesukaan konsumen terhadap rasa manis, tekstur, flavor, dan warna es krim.
3.      Aspek ekonomi dalam menyeleksi bahan baku.
Secara umum, es krim dapat dibagi dalam 5 kelas:
1.      Dessert Ice
2.      Es Krim
1)      Es Krim biasa
a.       Es krim dengan berbagai rasa.
Vanila, cokelat, buah – buahan, permen, dan lain – lainnya dapat digunakan untuk rasa es krim.
b.      Es krim dengan bervariasi atau es krim yang bergelombang.
Es krim ini umumnya adalah es krim vanila yang dipisah menjadii rasa sirup dan buah atau kacang secara terpisah untuk menghasilkan bermacam – macam efek.
2)      Es krim spesial
Es krim spesial memiliki kandungan lemak susu, telur atau buah – buahan yang tertinggi, serta warna yang baik. Tipe – tipe es krim spesial dapat diklasifikasikan menjadi:
a.       Custard
Adalah es krim yang berwarna sangat baik dan bisa berisi lemak susu ataupun tidak dan biasanya berisi telur dalam porsi yang umum.
b.      Parfait
Adalah es krim yang berisi lemak susu, telur dan sejumlah buah – buahan atau kacang atau kombinasi semuanya.
c.       Ice cream bisque
Adalah es krim yang biasanya kaya akan lemak susu dan berfalvor makaroni, anggur, kacang atau biskuit.
d.      Mausse
Adalah whipping  krim yang dingin, biasanya berflavor tinggi.
e.       Es krim yang berwarna kuning emas, dapat berisi lemak susu pada es krim biasa dan telur.

3.      Milk Ice
Adalah produk yang dingin yang dibuat dari kombinasi produk susu, gula dan masih banyak lagi bahan – bahan lain yang mirip dengan bahan – bahan yang biasa digunakan pada industri es krim. Es krim ini dibuat agar berisi lemak cokelat yang lebih tinggi dari sherbets dan lebih rendah dari es krim biasa. Biasanya kadar lemak susunya antara 2 dan 6 %.
4.      Sherbet ice
Adalah produk yang terbuat dari susu yang ditambahkan dengan gula dan buah atau sari buah. Kadar lemak susunya biasanyatidak mencapai 2%. Jadi produk ini berbeda dengan susu, di beberapa negara prouk ini mengandung tidak kurang dari 0.4% asam.
5.      Water ice
Es krim jenis ini tak menggunakan lemak susu dan susu krim melainkan hanya menggunakan jus buah dan gula serta penstabil.
Pada pembuatan suatu produk pangan terutama produk pangan yang berasal dari hewan seperti susu, perkembangan mikroba sangat mudah sekali berkembangbiaknya. Organisme yang biasa terdapat pada es krim ini sangat tergantung pada sebagian jumlah besar bakteri dalam komponen – komponen es krim sebelum diproses, maupun pada waktu pengolahan termasuk peralatan yang digunakan. Ketika campuran es krim disimpan pada temperatur di bawah 400F sebelum pembekuan, tidak ada peningkatan jumlah mikroba. Setelah produk dibekukan, ditransfer dalam ruang pengerasan, dan suhu dipertahankan dibawah 00F, diharapkan tidak ada pertumbuhan bakteri. Jika es krim dibiarkan meleleh pada kondisi diatas titik beku, kemungkinan akan terjadi pertumbuhan mikroba.
Pemusnahan bakteri dalam es krim sukar dilakukan karena gula, lemak, stabilizer dan bahan padatan tanpa lemak merupakan pelindung bakteri terhadap panas. Misalnya krim lebih sulit di pasteurisasi dari pada susu biasa. Stabilizer yang ditambahkan seperti gelatin atau alginat dapat melindungi bakteri dari panas. Diperlukan waktu yang lebih lama waktu untuk pasteurisasi es krim dari pada susu biasa pada suhu yang sama.
Es krim komersial yang banyak beredar dipasaran, biasanya dijual dalam bentuk yang berbeda – beda, pada umumnya es krim tersebut telah dikemas dalam berbagai bentuk kemasan yang dapat meningkatkan daya tarik es krim tersebut. Pengemasan dilakukan setelah es krim dikeluarkan dari alat pembeku. Untuk menghindari terjadinya pencairan kristal, diperlukan pengemasan secara cepat. Pengemasan es krim dapat dilakukan dengan menggunakan karton, cup dan lain – lainnya.
Pada saat es krim dikeluarkan dari freezer, selanjutnya es krim dimasukkan kedalam wadah sesuai bentuk dan ukuran yang diinginkan untuk mempermudah penanganan selama pembekuan, penyimpanan, dan proses pemasaran. Pengeman dari es krim ada 2 jenis yaitu kemasan borongan (bulk packaging) untuk penjualan es krim dalam jumlah besar dan kemasan langsung untuk penjualan eceran. Pengemasan es krim dikemas dalam sebuah wadah plastik yang tahan terhadap suhu rendah dan tahan terhadap kadar gula dan kadar lemak yang tinggi. Bentuk wadah es krim umumnya seperti cup  dan persegi. Selain dalam dikemas dalam tempat, ada juga dalam bentuk stik yang dikemas dengan kemasan primer yaitu plastik.
Penyimpanan es krim perlu diperhatikan. Bila tidak disimpan dengan baik, sebagian es krim yang mencair akan membentuk kristal es yang lebih besar dan ketika kembali dimasukkan ke pendingin kristal es akan tumbuh membesar. Hal ini akan mengakibatkan teksturnya menjadi semakin kasar dan tidak enak di mulut. Selain itu, pengasaran tekstur bisa juga diakibatkan karena laktosa (gula susu) yang mengkristal dalam larutan dan sukar melarut kembali. Untuk mengatasi hal ini, bila selesai dikonsumsi (sebelum disimpan kembali ke freezer), sebaiknya ditaburkan sedikit gum atau serbuk selulosa diatas es krim. Serbuk – serbuk itu akan menyerap kuat air yang mencair sehingga pembentukan kristal es yang besar dapat dicegah.
3.Kesimpulan
a.       Kadar lemak dalam susu sangat mempengaruhi struktur kelembutan pada es krim, karena peran lemak pada pembuatan susu adalah sebagai pemberi tekstur halus dan lembut.
b.      Berbagai jenis es krim yang beredar di pasaran memiliki harga yang bervasiasi karena dipengaruhi oleh kualitas susu yang digunakan dalam pembuatannya.
c.       Pengemasan es krim terdiri dari dua kemasan yaitu eceran dan kemasan borongan.
d.      Mikroorganisme yang terdapat dalam es krim tergantung pada jumlah bakteri yang terdapat pada susu sebelum diolah menjadi es krim.
e.       Penyimpanan es krim dapat mempengaruhi tekstur dari es krim tersebut, penyimpanan yang tidak tepat dapat menimbulkan tekstur yang lebih kasar dibandingkan dengan es krim yang baru selesai diolah.





KEPUSTAKAAN

Anjarsari, Bonita. 2010. Pangan Hewani Fisiologi Pasca Mortem dan Teknologi. Penerbit Graha ilmu. Yogyakarta.
Buckle, K.A, dkk. 1987. Ilmu Pangan. Penterjemah : Hari Purnomo dan Adiona. Penerbit Universitas Indonesia. UI-Press. Jakarta.
Winarno, F. G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Cetakan kesebelas. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.


[1] Bonita Anjrasari, Pangan Hewani Fisiologi Pasca Mortem Dan Teknologi (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010), 1.
[2] K.A. Buckle dkk, Ilmu Pangan, (jakarta : penerbit universitas indonesia , 1985) 299.
[3] F.G. Winarno, Kimia Pangan Dan Gizi , (Jakarta : Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, 1992), 63

Kamis, 17 Mei 2012

meningkatkan mutu genetik ternak ayam unggul dengan metode kloning (bisakah?)


part 1
Perkembangan zaman telah membuktikan dengan adanya penemuan penemuan peneliti dari berbagai belahan dunia dalam bidang kemajuan teknologi, terutama dalam bidang bioteknologi seperti adanya teknologi inseminasi buatan, embrio transfer dan akhir akhir ini digegerkan dengan kloning atas kelahiran domba dolly.
penentuan strategi atau metode pemuliaan memiliki peranan penting dalam meningkatkan mutu genetik ternak ayam lokal indonesia umumnya dan sumatera barat khususnya. Metode yang akan digunakan memerlukan dukunungan teknologi agar memperoleh metode yang paling efisien dan efektif dalam mencapai tujuan pemuliaan. Teknologi tepat guna dapat diperoleh melalui serangkaian penelitian dan pengkajian metode pemuliaan pada kelompok spesies tertentu yang telah berhasil. Metode pemuliaan dapat digunakan meliputi pemurnian, pembentukan hibrida, rumpun dan galur baru.
Teknologi  inseminasi buatan sudah banyak dilakukan pada ternak ruminansia seperti pada sapi maupun kambing. Dan penggunaan teknologi ini sampai-sampai sudah menjadi program pemerintah. Bagaimana jika teknologi ini digunakan pada ternak unggas?
Memang sudah ada peternak ayam lokal yang menggunakan teknologi ini, tetapi masih belum maksimal penggunaannya.  Indonesia memiliki aneka ragam ternak unggas lokal, di antaranya adalah ayam Kedu, ayam Pelung, Ayam Sentul,  ayam Wareng, Gaok, Ayam Merawang. Itik Indonesia juga beraneka ragam seperti, Itik Tegal, Itik Mojosari, Itik Magelang, Itik Alabio.
Ternak unggas lokal mimiliki kelebihan tahan terhadap penyakit dan produksi telur maupun daginya sangat disukai masyarakat Indonesia. Bebera unggas lokal ini merupakan plasma nutfah yang harus dilestarikan, misalnya Ayam Kedu. Suatu saat ayam-ayam maupun itik ini akan punah, bahkan menjadi milik negara lain jika tidak diperhatikan secara serius. Sebagai contoh, pada saat ini sudah semakin sulit mencari ayam Kedu di daerah Kedu maupun Kalikuto/ Grabag  yang notabene merupakan daerah asal ayam Kedu.
Pada saat ini sudah banyak para peneliti dari negara tetangga seperti Jepang  yang meneliti masalah genetik ayam Kedu. Padahal gen  adalah merupakan bagian terpenting pada semua makhluk hidup karena merupakan sumber sifat yang diturunkan.
Sementara itu Jepang negara yang sangat teknologis. Rekayasa genetik pada ternak sudah banyak diteliti. Kemajuan bioteknologi sudah sangat maju. Clonning, transgenic knock-out merupakan teknologi yang canggih untuk melakukan sesuatu yang kadang seperti tidak mungkin terjadi.
Teknologi tersebut dapat digunakan untuk merekayasa ternak sesuai yang diinginkan. Hal ini merupakan ancaman bagi kita.
Beberapa teknologi yang dapat diterapkan untuk mempertahankan mutu genetik dan memperbaiki mutu genetik pada ayam kokok balenggek dapat dilakukan dengan cara – cara :
1.      KLONING
Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia : ensiklopedia Bebas, Kloning dalam biologi adalah proses menghasilkan individu-individu dari jenis yang sama (populasi) yang identik secara genetik. Kloning merupakan proses reproduksi aseksual yang biasa terjadi di alam dan dialami oleh banyak bakteria, serangga, atau tumbuhan. Dalam bioteknologi, kloning merujuk pada berbagai usaha-usaha yang dilakukan manusia untuk menghasilkan salinan berkas DNA atau gen, sel, atau organisme.

Kloning dilakukan dengan mengambil embrio dasar dari suatu makhluk hidup, kemudian memberikan instruksi pada embrio tersebut agar bisa menjadi makhluk serupa. Embrio dasar tersebut bisa didapatkan dengan mengambil satu sel sehat dari organ manusia, kemudian sel tersebut ditanamkan pada rahim atau pada tempat lain untuk menumbuhkannya hingga kelahiran embrio tersebut.

Berdasarkan pengertian tersebut, ada beberapa jenis kloning yang dikenal, antara lain
a.      Kloning DNA rekombinan
Kloning ini merupakan pemindahan sebagian rantai DNA yang diinginkan dari suatu organisme pada satu element replikasi genetik, contohnya penyisipan DNA dalam plasmid bakteri untuk mengklon satu gen. 
b.      Kloning Reproduktif
Merupakan teknologi yang digunakan untuk menghasilkan hewan yang sama, contohnya Dolly dengan suatu proses yang disebut SCNT (Somatic Cell Nuclear Transfer).
c.       Kloning Terapeutik
Kloning ini merupakan suatu kloning untuk memproduksi embrio manusia sebagai bahan penelitian. Tujuan utama dari proses ini bukan untuk menciptakan manusia baru, tetapi untuk mendapatkan sel batang yang dapat digunakan untuk mempelajari perkembangan manusia dan penyembuhan penyakit. 

Rabu, 02 Mei 2012

kajian agribisnis usaha sapi potong

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan dan rahmat kesehatan dan pemikiran sehingga penulis dapat menyelasaikan tugas pratikum ini, yang berjudul Sistem Budidaya Ternak Sapi Potong.
Ucapan terimaksih kepad kedua orangtua penulis yang telah memberikan dukungan penuh dalam pendidikan yang penulis jalani. Ucapan terimakasih kepada dosen yang telah memberikan ilmu kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pratikum ini. Kemudian terimakasih kepada teman teman yang telah ikut berperan dan memberikan saran yang sangat membangun dalam penyelesaian laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dengan keterbatasan yang ada, saran yang bersifat konstruktif akan diterima secara terbuka dalam proses untuk lebih sempurnanya skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat menambah referensi ilmiah dan bermanfaat bagi kita semua di masa yang akan datang.
Padang, 2 Februari 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar isi
BAB 1
Pendahuluan
Bab II
Subsistem input
Bab III
Sub Sistem Produksi
Bab IV
Sub Sistem Pengolahan Hasil
Bab V
Sub Sistem Pemasaran
Bab VI
Sub Sistem Lembaga
Bab VII
Penutup
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
Manajemen agribisnis merupakan kajian tentang usaha yang bersangkutan dengan segala jenis usaha yang berkaitan dengan usaha pertanian dan peternakan. Agribisnis memiliki mata rantai yang berawal dari input, on farm dan out put. Hal ini berkaitan dengan proses pengolahan masukan, pengolahan dalam menjalankan usaha dan pengolahan hasil atau produk dari suatu usaha dan kemudian dilakukan komersialisasi atau pemasaran. Sehingga produk dari proses usaha agribisnis dapat sampai ke tangan konsumen dan menjadi mata rantai dalam perputaran perekonomian.
Agribisnis ternak potong mempunyai prospek yang menjanjikan di Indonesia, di Indonesia berdasarkan hasil penelitian Institut Pertanian Bogor mencatat konsumsi daging tahun 2011 adalah 1,87 kg per kapita per tahun, sehingga untuk memenuhi kebutuhan daging sapi tahun 2012 adalah sekitar 448.800 ton masih harus impor 72.290 ton setara dengan 441.600 ekor sapi. Dari jumlah populasi sapi sebanyak 14,8 juta ekor tersebut, maka diperkirakan dari jumlah tersebut potensial stok yang dapat dipotong pada tahun depan 2,3 juta ekor. Pemotongan ternak setiap bulan sekitar 185.000-200.000 ekor sapi. Kebutuhan daging sapi 2012 sebanyak 448.800 ton, sehingga masih kekurangan 72.290 ton. Kekurangan daging sapi pada 2012 sekitar 72.290 ton setara dengan 441.600 ekor sapi.
Upaya pemerintah dalam mengantisipasi kenyataan ini sebenarnya sudah bisa dirasakan, dengan diadakannya program pemerintah melalui Sarjana Membangun Desa dimana lulusan sarjana peternakan diberikan kesempatan untuk membagikan ilmu dari perkuliahan melalui program menteri pertanian dengan program bantuan hibah ternak sapi pada kelompok petani peternak yang di ketuai oleh sarjana dari bidang peternakan atau kehewanan.
Adanya program Sarjana Membangun Desa ini, diharapkan daging sapi dari peternak lokal dapat memenuhi kebutuhan daging sebanyak 90%. Sehingga impor daging tidak lagi menjadi ketergantungan oleh pemerintah. Impor dapat secara bertahap dihentikan dengan adanya penggiatan program Sarjana Membangun Desa. Ditambah lagi dengan banyaknya sapi dari jenis ternak lokal yang dapat dikembangkan dan dilakukan pemuliabiakan terhadap ternak lokal sehingga dapat menghasilkan bibit yang unggul lokal untuk daerah tropis seperti Indonesia ini.
Pengembangan subsektor peternakan khususnya ternak sapi potong di Indonesia memiliki arti yang sangat strategis dan berperan penting dalam struktur perekonomian masyarakat maupun wilayah. Ternak sapi potong merupakan komponen penting dalam kehidupan keluarga tani karena berfungsi sebagai salah satu sumber pendapatan, modal, tabungan, sumber tenaga kerja pengolah lahan dan sumber pupuk kandang. Berbagai macam fungsi yang diperoleh petani dari usaha ternak ini memberikan gambaran strategis usaha ternak bagi petani.
BAB 2
PEMBAHASAN
  1. SUB SISTEM INPUT
Subsistem input dalam usaha peternakan sapi potong atau sapi pedaging memiliki peranan yang tak kalah penting dari peranan lainnya, sama seperti halnya peranan lingkungan dan peranan manajemen ternak pada sebuah usaha yang dijalani. Keberhasilan dalam memilih ternak sapi yang akan dipelihara akan sangat menguntungkan peternak karena turut menentukan keberhasilan usaha peternakan yang dikelola. Peternak harus memiliki kelihaian dalam memilih bibit yang baik dan unggul yang sesuai dengan tujuan dari usaha peternakan tersebut.
a. Penyediaan Bibit
Pemilihan ternak sapi idealnya disesuaikan dengan tujuan usaha peternakan yang akan dilaksanakan. Pada usaha peternakan sapi, ada berbagai macam usaha yang dapat dilakoni, seperti:
a. Sapi perah
b. Sapi pedaging
c. Penyediaan bakalan
d. Penyediaan pedet
e. Penyediaan induk
Dari berbagai jenis usaha yang dapat ditekuni ini, bisa didapatkan di pelajari berbagai jenis sapi yang dapat dijadikan sebagai bibit. Adanya tipe tipe sapi akan dapat mempermudah peternak dalam meningkatkan produktifitas usahanya.
Tipe – tipe dari sapi yang dapat dipilih adalah:
1. Sapi tipe pedaging
Ciri ciri sapi tipe pedaging:
a. Tubuh dalam, besar, dan berbentuk persegi empat atau balok.
b. Kualitas dagingnya maksimal dan mudah untuk dipasarkan.
c. Laju pertumbuhannya cepat.
d. Cepat mencapai dewasa.
e. Efisiensi pakannya tinggi.
2. Sapi tipe perah
a. Tubuhnya luas ke belakang seperti baji
b. Sistem dan bentuk perampingannya baik dan putingnya simetris.
c. Efisiensi pakan yang dialihkan untuk produksi susu tinggi.
d. Sifatnya baik dan jinak.
3. Sapi dwi guna
Tipe ini mempunyai ciri diantara dua tipe. Bila penggunaannya untuk penghasil susu dan daging, cirinya harus berada di antara tipe perah dan tipe pedaging. Begitu pula sebaliknya bila penggunaannya untuk penghasil daging dan kerja, ciri sapi harus berada di antara tipe pedaging dan pekerja.
Pemilihan Pedet Bakalan
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih bangsa sapi yang akan dipelihara, diantaranya adalah:
a. Mempertimbnagkan lokasi
b. Tujuan peternakan
c. Sifat mandiri dari setiap bangsa sapi.
Untuk memelilih pedet bakalan, ada beberapa ciri yang harus dimiliki pedet, terutaman yang berkaitan dengan aspek kesehatan pedet. Ciri – ciri pedet tersebut antara lain:
1. Mempunyai tanda telinga, artinya pedet tersebut telah terdaftar dan telah lengkap silsilahnya.
2. Matanya tampak cerah dan bersih.
3. Tidak terdapat tanda – tanda sering batuk, terganggu pernapasan, serta tidak keluar lendir dari hidungnya.
4. Kukunya tidak terasa panas dan bengkak bila diraba.
5. Tidak terlihat adanya eksternal parasit pada kulit dan bulunya.
6. Tidak terdapat adanya tanda tanda mencret pada bagian pangkal ekor dan dubur.
7. Kulit mulus dan tidak adanya tanda tanda kerusakan kulit atau kerontokan bulu.
8. Pusarnya bersih dan kering. Bila masih lunak dan tidak berbulu, pertanda pedet masih berumur kurang lebih dua hari.
b. Ketersediaan Bahan Pakan
dalam memilih bahan pakan, terdapat beberapa pengetahuan penting yang harus diketahui sebelumnya, yakni sebagai berikut:
a. Bahan pakan harus mudah diperoleh dan sedapat mungkin terdapat didaerah sekitar sehingga tidak menimbulkan masalah ongkos transportasi dan kesulitan mencarinya.
b. Bahan pakan harus terjamin ketersediaannya sepanjang waktu dan dalam jumlah yang mencukupi keperluan.
c. Bahan pakan harus mempunyai harga yang layak dan sedapat mungkin mempunyai fluktuasi harga yang tidak besar.
d. Bahan pakan harus diusahakan jangan bersaing dengan kebutuhan manusia yang sangat utama. Seandainya harus menggunakan bahan pakan yang demikian, usahakan agar bahan pakan tersebut hanya terdiri dari satu macam saja.
e. Bahan pakan harus dapat diganti oleh bahan pakan lain yang kandungan zat – zat makanannya hampir setara.
f. Bahan pakan tidak mengandung racun dan tidak dipalsukan atau tidak menampakkan pereaan warna, bau, atau rasa dari keadaan normal.
Dalam menyusun ransum, hal hal yang harus ditentukan terlebih dahulu adalah:
a. Bahan yang harus tersedia dan harus diketahui hasil analisis zat zat makanannya. Komposisi zat – zat makanan tersebut dapat diketahui dari daftar analisis zat makanan. Akan tetapi yang terbaik adalah hasil melalui analisis laboratorium.
b. Mengetahui kelas, tingkat umur, produksi, dan kondisi fisiologis ternak sapi yang bersangkutan. Dengan demikian, diketahui jumlah kebutuhan untuk hidup pokok, pertumbuhan, dan produksi.
c. Mengetahui data kebutuhan tiap zat makanan untuk keadaan ternak sapi yang bersangkutan.
d. Tentukanlah atas dasar apa penyusunan ransum tersebut dilakukan. Dapat melalui:
· Kandungan energi
· Kandungan protein
· Jumlah zat makanan dapat di cerna
· Dan lainnya
e. Harus diketahui margin of safety ( batas pemberian dari suatu bahan pakan yang tidak membahayakan ternak ) dari bahan pakan tersebut karena adanya faktor – faktor pembatas yang mempengaruhi kebutuhan akan pakan, seperti perbedaan kualitas bahan pakan, penyimpanan, pengolahan, ataupun suhu.
f. Usahakan bahan pakan terdiri dari atas bahan pakan sumber nabati dan bahan pakan sumber hewani agar dapat saling meutupi kekurangan.
c. Manajemen kesehatan ternak sapi potong
Dalam pengendalian penyakit, yang lebih utama dilakukan adalah pencegahan penyakit daripada pengobatan, karena penggunaan obat akan menambah biaya produksi dan tidak terjaminnya keberhasilan pengobatan yang dilakukan.
Usaha pencegahan yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan sapi adalah :

a. Pemanfaatan kandang karantina.
Sapi bakalan yang baru hendaknya dikarantina pada suatu kandang terpisah, dengan tujuan untuk memonitor adanya gejala penyakit tertentu yang tidak diketahui pada saat proses pembelian. Disamping itu juga untuk adaptasi sapi terhadap lingkungan yang baru. Pada waktu sapi dikarantina, sebaiknya diberi obat cacing karena berdasarkan penelitian sebagian besar sapi di Indonesia (terutama sapi rakyat) mengalami cacingan. Penyakit ini memang tidak mematikan, tetapi akan mengurangi kecepatan pertambahan berat badan ketika digemukkan. Waktu mengkarantina sapi adalah satu minggu untuk sapi yang sehat dan pada sapi yang sakit baru dikeluarkan setelah sapi sehat. Kandang karantina selain untuk sapi baru juga digunakan untuk memisahkan sapi lama yang menderita sakit agar tidak menular kepada sapi lain yang sehat.
b. Menjaga kebersihan sapi bakalan dan kandangnya.
Sapi yang digemukkan secara intensif akan menghasilkan kotoran yang banyak karena mendapatkan pakan yang mencukupi, sehingga pembuangan kotoran harus dilakukan setiap saat jika kandang mulai kotor untuk mencegah berkembangnya bakteri dan virus penyebab penyakit.
c.Vaksinasi untuk bakalan baru.
Pemberian vaksin cukup dilakukan pada saat sapi berada di kandang karantina. Vaksinasi yang penting dilakukan adalah vaksinasi Anthrax.
Beberapa jenis penyakit yang dapat meyerang sapi potong adalah cacingan, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), kembung (Bloat) dan lain-lain.
  1. SUBSISTEM BUDIDAYA DAN PRODUKSI
ü Penyiapan Sarana dan Peralatan
Kandang dapat dibuat dalam bentuk ganda atau tunggal, tergantung dari jumlah sapi yang dimiliki. Pada kandang tipe tunggal, penempatan sapi dilakukan pada satu baris atau satu jajaran, sementara kandang yang bertipe ganda penempatannya dilakukan pada dua jajaran yang saling berhadapan atau saling bertolak belakang. Diantara kedua jajaran tersebut biasanya dibuat jalur untuk jalan.
Pembuatan kandang untuk tujuan penggemukan (kereman) biasanya berbentuk tunggal apabila kapasitas ternak yang dipelihara hanya sedikit. Namun, apabila kegiatan penggemukan sapi ditujukan untuk komersial, ukuran kandang harus lebih luas dan lebih besar sehingga dapat menampung jumlah sapi yang lebih banyak.
Lantai kandang harus diusahakan tetap bersih guna mencegah timbulnya berbagai penyakit. Lantai terbuat dari tanah padat atau semen, dan mudah dibersihkan dari kotoran sapi.
Lantai tanah dialasi dengan jerami kering sebagai alat kandang yang hangat.
Seluruh bagian kandang dan peralatan yang pernah dipakai harus disuci hamakan terlebih dahulu dengan desinfektan, seperti creolin, lysol, dan bahanbahan lainnya.
Ukuran kandang yang dibuat untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5x2 m atau 2,5x2 m, sedangkan untuk sapi betina dewasa adalah 1,8x2 m dan untuk anak sapi cukup 1,5x1 m per ekor, dengan tinggi atas + 2-2,5 m dari tanah. Temperatur di sekitar kandang 25-40 derajat C (rata-rata 33 derajat C) dan kelembaban 75%. Lokasi pemeliharaan dapat dilakukan pada dataran rendah (100-500 m) hingga dataran tinggi (> 500 m).

Kandang untuk pemeliharaan sapi harus bersih dan tidak lembab. Pembuatan kandang harus memperhatikan beberapa persyaratan pokok yang meliputi konstruksi, letak, ukuran dan perlengkapan kandang.
Konstruksi dan letak kandang
Konstruksi kandang sapi seperti rumah kayu. Atap kandang berbentuk kuncup dan salah satu/kedua sisinya miring. Lantai kandang dibuat padat, lebih tinggi dari pada tanah sekelilingnya dan agak miring kearah selokan di luar kandang. Maksudnya adalah agar air yang tampak, termasuk kencing
sapi mudah mengalir ke luar lantai kandang tetap kering.
Bahan konstruksi kandang adalah kayu gelondongan/papan yang berasal
dari kayu yang kuat. Kandang sapi tidak boleh tertutup rapat, tetapi agak
terbuka agar sirkulasi udara didalamnya lancar.
Termasuk dalam rangkaian penyediaan pakan sapi adalah air minum yang
bersih. Air minum diberikan secara ad libitum, artinya harus tersedia dan
tidak boleh kehabisan setiap saat.
Kandang harus terpisah dari rumah tinggal dengan jarak minimal 10 meter dan sinar matahari harus dapat menembus pelataran kandang. Pembuatan kandang sapi dapat dilakukan secara berkelompok di tengah sawah/ladang.
a. Ukuran Kandang
Sebelum membuat kandang sebaiknya diperhitungkan lebih dulu jumlah sapi yang akan dipelihara. Ukuran kandang untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5 x 2 m. Sedangkan untuk seekor sapi betina dewasa adalah 1,8 x 2 m dan untuk seekor anak sapi cukup 1,5x1 m.
b. Perlengkapan Kandang
Termasuk dalam perlengkapan kandang adalah tempat pakan dan minum, yang sebaiknya dibuat di luar kandang, tetapi masih dibawah atap. Tempat pakan dibuat agak lebih tinggi agar pakan yang diberikan tidak diinjak-injak/ tercampur kotoran. Tempat air minum sebaiknya dibuat permanen berupa bak semen dan sedikit lebih tinggi dari pada permukaan lantai.
Dengan demikian kotoran dan air kencing tidak tercampur didalamnya. Perlengkapan lain yang perlu disediakan adalah sapu, sikat, sekop, sabit, dan tempat untuk memandikan sapi. Semua peralatan tersebut adalah untuk membersihkan kandang agar sapi terhindar dari gangguan penyakit sekaligus bisa dipakai untuk memandikan sapi.
ü Pembibitan
Syarat ternak yang harus diperhatikan seperti yang telah dibahan pada subsistem input diatas.
Untuk menghasilkan daging, pilihlah tipe sapi yang cocok yaitu jenis sapi Bali, sapi Brahman, sapi PO, dan sapi yang cocok serta banyak dijumpai di daerah setempat. Ciri-ciri sapi potong tipe pedaging adalah sebagai berikut:
1. tubuh dalam, besar, berbentuk persegi empat/bola.
2. kualitas dagingnya maksimum dan mudah dipasarkan.
3. laju pertumbuhannya relatif cepat.
4. efisiensi bahannya tinggi.
ü Pemeliharaan
Pemeliharaan sapi potong mencakup penyediaan pakan (ransum) dan pengelolaan kandang. Fungsi kandang dalam pemeliharaan sapi adalah :
  1. Untuk menghindarkan terhadap lingkungan yang merugikan. Misalnya adanya angin langsung, air hujan dan terik matahari.
  2. Untuk mempertahankan kehangatan dalam kandang di waktu malam atau dingin. Hal ini bisa kita maklumi karena tubuh hewan itu sendiri mengeluarkna panas, sehingga adanya atap dan dinding, panas dalam kandang yang hilang lewat atap dan dinding bisa dikurangi.
  3. Mempermudah tatalaksana. Adanya kandang, semua tatalaksana seperti pemberian makan, air minum, memandikan akan menjadi lebih mudah.
  4. Mempermudah melakukan pengawasan dalam penggunaan makanan. Semua penggunaan makanan untuk maksu-maksud tertentu seperti untuk tujuan berproduksi, penggemukan. Lebih mudah diawasi dan dilakukan pencatatan-pencatatan.
  5. Mempermudah melakukan pengawasan terhadap pertumbuhan serta kemungkinan adanya gejala penyakit.
  6. Menghemat tempat dan mengurangi pengotoran di sembarang tempat.
  7. Mempermudah melakukan pengawasan terhadap gangguan keamanan seperti pencurian, gangguan binatang buas ataupun dari sesama kawan yang berbeda umur.
Sanitasi dan Tindakan Preventif
Pada pemeliharaan secara intensif sapi-sapi dikandangkan sehingga peternak mudah mengawasinya, sementara pemeliharaan secara ekstensif pengawasannya sulit dilakukan karena sapi-sapi yang dipelihara dibiarkan hidup bebas.
Pemberian Pakan
Pada umumnya, setiap sapi membutuhkan makanan berupa hijauan. Sapi dalam masa pertumbuhan, sedang menyusui, dan supaya tidak jenuh memerlukan pakan yang memadai dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
Pemberian pakan dapat dilakukan dengan 3 cara: yaitu penggembalaan (Pasture fattening), kereman (dry lot faatening) dan kombinasi cara pertama dan kedua. Penggembalaan dilakukan dengan melepas sapi-sapi di padang rumput, yang biasanya dilakukan di daerah yang mempunyai tempat penggembalaan cukup luas, dan memerlukan waktu sekitar 5-7 jam per hari. Dengan cara ini, maka tidak memerlukan ransum tambahan pakan penguat karena sapi telah memakan bermacam-macam jenis rumput.
Pakan dapat diberikan dengan cara dijatah/disuguhkan yang yang dikenal dengan istilah kereman. Sapi yang dikandangkan dan pakan diperoleh dari ladang, sawah/tempat lain. Setiap hari sapi memerlukan pakan kira-kira sebanyak 10% dari berat badannya dan juga pakan tambahan 1% - 2% dari berat badan. Ransum tambahan berupa dedak halus atau bekatul, bungkil kelapa, gaplek, ampas tahu. yang diberikan dengan cara dicampurkan dalam rumput ditempat pakan. Selain itu, dapat ditambah mineral sebagai penguat berupa garam dapur, kapus. Pakan sapi dalam bentuk campuran dengan jumlah dan perbandingan tertentu ini dikenal dengan istilah ransum.
Pemberian pakan sapi yang terbaik adalah kombinasi antara penggembalaan dan keraman. Menurut keadaannya, jenis hijauan dibagi
menjadi 3 katagori, yaitu hijauan segar, hijauan kering, dan silase. Macam hijauan segar adalah rumput-rumputan, kacang-kacangan (legu minosa) dan tanaman hijau lainnya. Rumput yang baik untuk pakan sapi adalah rumput gajah, rumput raja (king grass), daun turi, daun lamtoro.
Hijauan kering berasal dari hijauan segar yang sengaja dikeringkan dengan tujuan agar tahan disimpan lebih lama. Termasuk dalam hijauan kering adalah jerami padi, jerami kacang tanah, jerami jagung, dsb. yang biasa digunakan pada musim kemarau. Hijauan ini tergolong jenis pakan yang banyak mengandung serat kasar.
Hijauan segar dapat diawetkan menjadi silase. Secara singkat pembuatan silase ini dapat dijelaskan sebagai berikut: hijauan yang akan dibuat silase ditutup rapat, sehingga terjadi proses fermentasi. Hasil dari proses inilah yang disebut silase. Contoh-contoh silase yang telah memasyarakat antara lain silase jagung, silase rumput, silase jerami padi, dll.
Pemeliharaan Kandang
Kotoran ditimbun di tempat lain agar mengalami proses fermentasi (+1-2 minggu) dan berubah menjadi pupuk kandang yang sudah matang dan baik. Kandang sapi tidak boleh tertutup rapat (agak terbuka) agar sirkulasi udara didalamnya berjalan lancar.
Air minum yang bersih harus tersedia setiap saat. Tempat pakan dan minum sebaiknya dibuat di luar kandang tetapi masih di bawah atap. Tempat pakan dibuat agak lebih tinggi agar pakan yang diberikan tidak diinjak-injak atau tercampur dengan kotoran. Sementara tempat air minum sebaiknya dibuat permanen berupa bak semen dan sedikit lebih tinggi daripada permukaan lantai. Sediakan pula peralatan untuk memandikan sapi.
  1. SUBSISTEM PENGOLAHAN HASIL
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi daging adalah
a. Pakan.
Pakan yang berkualitas dan dalam jumlah yang optimal akan berpengaruh baik terhadap kualitas daging. Perlakuan pakan dengan NPB akan meningkatkan daya cerna pakan terutama terhadap pakan yang berkualitas rendah sedangkan pemberian VITERNA Plus memberikan berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak sehingga sapi akan tumbuh lebih cepat dan sehat.
b. Faktor Genetik.
Ternak dengan kualitas genetik yang baik akan tumbuh dengan baik/cepat sehingga produksi daging menjadi lebih tinggi.
c. Jenis Kelamin.
Ternak jantan tumbuh lebih cepat daripada ternak betina, sehingga pada umur yang sama, ternak jantan mempunyai tubuh dan daging yang lebih besar.
d. Manajemen. Pemeliharaan dengan manajemen yang baik membuat sapi tumbuh dengan sehat dan cepat membentuk daging, sehingga masa penggemukan menjadi lebih singkat.
  1. SUBSISTEM PEMASARAN
Peternakan sebagai salah satu subsektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Usaha peternakan sapi potong di Indonesia khususnya menyangkut jalur pemasaran sapi potong belum banyak diatur oleh pemerintah. Usaha pemasaran sapi potong lebih banyak dikuasai oleh lembaga-lembaga pemasaran yang mempunyai skala usaha besar seperti perusahaan sapi, atau lebih dikenal dengan istilah feedlot, pedagang pengumpul dan jagal. Sapi potong merupakan salah satu komoditi peternakan yang dapat menghasilkan protein hewani. Berdirinya perusahaan-perusahaan peternakan sapi potong merupakan salah satu kondisi yang dapat membantu pemerintah dalam pembangunan peternakan sapi potong terutama dalam menyediakan daging sapi yang berkualitas, yang sesuai dengan kemampuan atau daya beli konsumen.
Di Jawa Barat usaha pemasaran sapi potong lebih banyak dikuasai oleh perusahaan sapi atau feedlot. Keberadaan feedlot di sisi lain sangat membantu petani dalam memasarkan ternaknya dan memudahkan petani mendapatkan uang tunai apabila peternak membutuhkan. Pemasaran ternak sapi potong dengan menggunakan jalur pemasaran dapat sampai di tangan konsumen.
Jalur pemasaran yang tidak efisien atau relatif panjang menyebabkan kerugian, baik bagi peternak maupun konsumen. Konsumen akan terbebani dengan beban biaya pemasaran yang berat sehingga membayar dengan harga yang tinggi. Sedangkan bagi peternak, perolehan pendapatan menjadi lebih rendah karena harga penjualan yang diterima jauh lebih rendah.
Tujuan kajian:
a. untuk menganalisis kondisi usaha sapi potong.
b. untuk mengetahui strategi pemasaran dalam perdagangan sapi potong.
c. untuk menyusun prioritas strategi pemasaran sapi potong.
  1. SUBSISTEM LEMBAGA PENDUKUNG
Perbankan, koperasi, lembaga riset, lembaga pendidikan (tenaga kerja), lembaga pemasaran memiliki peranan yang sangat vital dalam mensukseskan kegiatan dan perputaran perekonomian untuk peternak.
Ternak sapi potong merupakan komponen penting dalam kehidupan keluarga tani karena berfungsi sebagai salah satu sumber pendapatan, modal, tabungan, sumber tenaga kerja pengolah lahan dan sumber pupuk kandang. Berbagai macam fungsi yang diperoleh petani dari usaha ternak ini memberikan gambaran strategis usaha ternak bagi petani.
DAFTAR PUSTAKA