rika armelia
fakultas peternakan
universitas andalas
fakultas peternakan
universitas andalas
Beternak ayam dewasa ini sangat menjanjikan untuk peternak, baik itu bagi peternak pemula maupun peternak yang ingin membuka usaha skala kecil, besar atau pun skala besar. Untuk memulai usaha beternak ayam dapat dimulai dengan memilih beternak ayam seperti apa yang akan dilakukan, satu persatu pertanyaan untuk membuka usaha harus dijawab selangkah demi selangkah, agar tercapai apa yang diharapkan peternak. Seperti beternak ayam apa yang akan dilakukan, ayam pedaging atau ayam petelur. Kemudian pertanyaan selanjutnya ayam jenis yang mana yang akan digunakan dalam beternak ayam buras (bukan ras) atau ayam ras yang telah dikomersilkan oleh banyak perusahaan besar yang memimpin perdagangan peternakan. Pertanyaan selanjutnya, skala usaha seperti apa yang akan dijalani, sampingankah? Usaha kecil menengah atau usaha skala besar? Kemudian bagaimana dengan pangsa pasar atau sasaran pasarnya.
Seperti kita ketahui, harga pangan hewani memiliki harga yang cenderung lebih mahal dibandingkan dengan pangan nabati, sebagai negara yang berkembang tentunya dalam mencukupi kebutuhan gizi menjadi hal yang kadang terabaikan. Padahal nilai gizi makanan terkaya hanya bisa kita dapat pada hasil pangan hewani. Hal inilah yang akan mampu menjadi prospek pasar yang menjanjikan oleh peternak ayam petelur. Betapa tidak, kebutuhan pangan hewani dapat juga terpenuhi dengan mengkonsumsi telur. Telur merupakan pangan hewani yang harganya relatif murah dan dengan harga terjangkau oleh semua kalangan masyarakat. Dengan pertimbangan sebagai negara, di Indonesia prospek usaha peternakan ayam petelur cukup menjanjikan.
Kali ini, kita akan menguliti satu persatu berbagai macam faktor penunjang keberhasilan seorang peternak dalam memelihara ayam petelur. Kita fokuskan ceritanya kepada ayam petelur buras (bukan ras) dari jenis ayam arab. Ayam arab konon kabarnya ada di Indonesia, karena salah seorang jamaah haji membawa ayam ini pulang ke Indonesia. Kemudian ayam ini dikembangkan, sehingga menghasilkan keturunan ayam arab yang sudah mulai banyak kit jumpai saat ini. Usaha peternakan ayam arab lebih difokuskan pada peternakan ayam petelur artinya ayam ini dibudidayakan untuk memproduksi telur oleh peternak.
Ini karena berbagai macam faktor yang menyebabkan ayam ini dijadikan sebagai ayam petelur, dari peformance ayam ini berkemampuan bertelur 200 – 250 butir/ tahunnya. Ayam arab memiliki kemampuan berproduktivitas tinggi. Berbeda dengan telur ayam lainnya, telur ayam arab dihargai seperti ayam kampung lainnya, belinya dengan hitungan perbutir, tidak seperti telur ayam ras yang mulai dijual dengan hitung kiloan. Rata rata berat telur perbutirnya adalah 40 gram, warna kerabangnya juga hampir sama dengan kerabang ayam kampung, sehingga sulit membedakannya.
Ayam arab sebagai penghasil daging juga cukup baik, doc jantan yang dipelihara sekitar 2-3 bulan dengan sentuhan pakan yang baik sudah mampu mencapai bobot badan antara 4-5 ons. Warna kulit yang agak kehitaman, dengan daging yang lebih tipis dibanding ayam kampung membuat daging ayam ini kurang disukai oleh konsumen. Akan tetapi bagi sebagian peternak yang kreatif, ayam arab ini dikawin silang dengan ayam kampung. Dan apa hasilnya? Ya, ayam dengan postur kampung, kerabang telur sudah tidak putih lagi dan daging yang sedikit lebih terang daripada ayam arab asli.
Ayam arab mudah dikenali dari warna bulunya. Ayam arab dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan jenis bulunya yaitu jenis silver (berwarna putih mengkilap atau orang menyebutnya perak) dan jenis gold (merah). Untuk jenis silver, bulu sepanjang leher berwarna putih mengkilap, bulu punggung putih berbintik hitam, bulu sayap hitam bergaris putih dan bulu ekor dominan hitam bercampur putih. Sedang jenggernya kecil dengan warna merah menyala dan mata hitam dengan dilingkari warna kuning.
Ciri lain ayam arab adalah pada saat umur satu minggu pejantan sudah tumbuh jengger. Induk betina tidak mempunyai sifat mengeram dengan usia produktif sampai umur 1,5 tahun. Dengan pengelolaan yang baik, ayam ini bisa dipupuk sebagai sumber penghasilan yang menguntungkan
Hal lain yang membuat ternak ayam arab cukup menguntungkan adalah ukuran tubuh ayam arab yang kecil. Jika dibandingkan dengan ayam petelur atau ayam kampung ukuran ayam arab lebih kecil. Ukuran ayam arab yang kecil membuat pengeluaran untuk pakan ayam lebih sedikit, sehingga biaya produksi lebih sedikit.
Ayam arab mulai bertelur pada usia sekitar 4.5 bulan, pemeliharaan di awal juga berpengaruh pada masa mulai bertelur. Pemeliharaan ayam arab petelur bisa dilakukan dengan kandang sistem terbatas atau sistem battery. Sistem battery lebih hemat tempat dan memudahkan pemeliharaan dan mengontrol ayam arab agar tidak terjangkit penyakit.
Pakan ayam arab terdiri atas konsentrat petelur dengan kandungan protein 17%, jagung giling dan dedak dengan rasio 3:2:1. Dalam sehari ayam arab petelur dewasa memerlukan bobot makanan maksimal 100 gram. Jika makanan berlebih maka akan membuat ayam arab terlalu gemuk dan produktivitasnya justru menurun. Pada sistem battery pemberian makanan ini dapat dengan mudah dikontrol.
Ayam Arab cukup sensitif terhadap respon pakan, jika hanya diberi dedak saja, produktivitas telur hanya tercapai sekitar 10-15%. Jika terus menerus demikian ayam-ayam kemudian tidak dapat menghasilkan telur. Untuk memulihkan kondisinya membutuhkan waktu kurang lebih 1 minggu, perbaikan pemberian pakan baru akan memberikan dampak produksi, yaitu ayam-ayam akan bertelur kembali. Demikian pula dengan pakan dengan kandungan protein yang rendah (di bawah jumlah kebutuhannya) menyebabkan ayam tidak bertelur. Penurunan produktivitas bisa mencapai 50%, hal ini sangat merugikan bagi usaha ternak ayam arab.
Selain makanan hal lain yang penting untuk diperhatikan adalah minuman untuk ayam arab, minuman idealnya diberikan dengan wadah tersendiri. Untuk menambah produktivitas telur ayam arab,pada minuman biasanya ditambahkan egg stimulan.
Sisi keunggulan ayam arab antara lain:
- Harga DOC yang berfluktuasi, kadang lebih tinggi/rendah dibandingkan ayam kampung biasa.
- Berat telur berkisar antara 35-42,5 gram.
- Warna kerabang telur bervariasi yaitu putih, kekuningan dan putih kecoklatan.
- Harga induk tergolong tinggi (pullet mencapai harga Rp 40.000/ekor).
- Konsumsi pakan (FCR) relatif kecil karena termasuk tipe kecil.
- Daya seksualitas pejantan tinggi.
- Ayam betina tidak mempunyai sifat mengeram, sehingga masa bertelurnya panjang.
- Bisa dijadikan untuk perbaikan genetik ayam buras
Adapun sisi kelemahan ayam arab antara lain:
- Wama kulit dan daging agak kehitaman sehingga harga jual masa remaja dan afkirnya relatif rendah.
- Sifat mengeram hampir tidak ada, sehingga butuh mesin tetas untuk menetaskan telurnya atau menggunakan jasa ayam induk ayam kampung, enthok atau yang lainnya.
- Bobot badan afkir rendah yaitu sekitar 1 - 1,2 kg
Akan tetapi jika dilihat dari sisi keunggulannya maka sisi kelemahan akan tidak ada artinya. Semoga dengan artikel ini dapat membantu bagi calon peternak, calon investor, dan yang sudah memiliki peternakan ayam arab untuk lebih mengetahui ayam yang akan dan yang sudah dipelihara.
Sumber:www.sentralternak.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar