Selasa, 05 Juli 2011

pratikum pencernaan unggas

LAPORAN PRATIKUM
ILMU NUTRISI TERNAK UNGGAS
ANATOMI PENCERNAAN UNGGAS


OLEH:
RIKA ARMELIA
BP. 0910611023
PARALEL 09





JURUSAN ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2011

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Unggas termasuk hewan monogastrik, yaitu hewan yang berlambung tunggal tidak seperti ternak ruminansia atau ternak poligastrik lainnya. Pada ternak ruminansia atau poligastrik lambung terdidri dari empat bagian, yang mana terdapat banyak mikroba yang membantu proses perncernaan. Tidak demikina dengan ayam yang hanya memiliki lambung tunggal, sehingga peranan mikroba sangat sedikit untuk degradasi makanan yang dicernanya.
Lambung unggas, semua alat pencernaan lainnya hampir sama antara hewan monogastrik dengan hewan ruminansia. Alat pencernaan pada unggas sedikit berbedapula dengan hewan monogastrik lainnya. Ukuran panjang saluran pencernaan secara keseluruhan pada unggas lebih kecil atau lebih pendek dari hewan mamalia.
Unggas mengambil makanannya dengan paruh dan kemudian terus ditelan. Makanan tersebut disimpan dalam tembolok untuk dilunakkan dan dicampur dengan getah pencernaan proventrikulus dan kemudian digiling dalam empedal. Tidak ada enzim pencernaan yang dikeluarkan oleh empedal unggas. Fungsi utama alat tersebut adalah untuk memperkecil ukuran partikel-partikel makanan.
Sistem digesti adalah suatu lintasan organ yang menghubungkan antara lingkungan dengan proses metabolisme alamiah pada hewan (Nesheim et al., 1979). Pencernaan diartikan sebagai pengelolaan pakan sejak masuk dalam mulut sehingga diabsorbsi. Secara garis besar fungsi saluran pencernaan adalah sebagai tempat pakan ditampung, tempat pakan dicerna, tempat pakan diabsorbsi dan tempat pakan sisa yang dikeluarkan. (Kamal, 1994). Sistem pencernaan meliputi saluran pencernaan (paruh, mulut, tenggorok, lambung kelenjar, empedal, usus halus, usus buntu, usus besar, kloaka, anus) dan alat tambahan (hati, pankreas, lien).
Sistem pencernaan adalah penghancuran bahan makanan (mekanis/enzimatis, kimia dan mikrobia) dari bentuk komplek (molekul besar) menjadi sederhana (bahan penyusun) dalam saluran cerna. Tujuan dari pencernaan itu sendiri adalah untuk mengubah bahan komplek menjadi sederhana. Dan kegunaanya adalah unuk mempermudah penyerapan oleh vili usus.
Pada hewan bahan makanan yang diubah menjadi energi melalui pencernaan adalah karbohidrat, lemak, protein. Sedangkan yang langsung diserap berupa vitamin, mineral, hormon, air.
Hewan mempunyai 4 aktivitas makanan, yaitu : prehensi (mengambil makanan), mastikasi (mengunyah), salivasi (mensekresikan air ludah), dan deglutisi (menelan). Dalam hal ini deglutisi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : peristaltik (peristaltik esophagus mendorong bolus ke arah lambung), tekanan buccopharyngeal (mendorong bolus ke sofagus), dan gravitasi (membantu memudahkan jalannya bolus).
Pada pencernaan terdapat lambung tunggal untuk hewan carnivora dan omnivora, lambung komplek untuk hewan herbivora, dan pencernaan pada unggas.

1.2 Tujuan
Tujuan diadakan pratikum ini adalah untuk mengetahui anatomi pencernaan unggas ( ayam ) dan mengetahui panjang masing – masing dari alat pencernaan tersebut.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Unggas mengalami proses pencernaan yang berbeda dengan hewan lain, meskipun mempunyai kesamaan pada prosesnya. Sebagaimana hewan lain proses pada saluran pencernaan unggas menggunakan tiga prinsip:
a. Secara mekanik. Pencernaan secara mekanik pada unggas berlangsung pada empedal. Pakan di dalam empedal dengan adanya kontraksi otot empedal dengan bantuan grit akan diubah menjadi pasta.
b. Secara khemis/enzimatis. Pencernaan secara enzimatis terutama dibantu dengan adanya senyawa kimia dan kerja dari enzim yang dihasilkan oleh alat-alat pencernaan.
c. Secara mikrobiologik. Pencernaan secara mikrobiologik terjadi dengan adanya mikrobia yang ikut berperan dalam proses pencernaan. Pada ayam pencernaan secara mikrobiologik tidak berperan besar seperti pada ternak yang lain, hanya sedikit ditemukan mikrobia pada tembolok dan usus besarnya. Pada tembolok ditemukan beberapa bakteri aktif yang menghasilkan asam organik seperti asam asetat dan asam laktat dan juga pada ceca terjadi sedikit pencernaan hemiselulosa oleh bakteri (Kamal, 1994).
SALURAN PENCERNAAN
Saluran pencernaan dapat dipandang sebagai tabung memanjang yang dimulai dari mulut sampai anus dan pada bagian dalam dilapisi oleh mukosa.
1. Mouth (Mulut)
Ayam tidak mempunyai bibir, lidah, pipi dan gigi sejati, bagian mulut atas dan bawah tersusun atas lapisan tanduk, bagian atas dan bawah mulut dihubungkan ke tengkorak dan berfungsi seperti engsel.
Lidah unggas keras dan runcing seperti mata anak panah dengan arah ke depan. Bentuk seperti kail pada belakang lidah berfungsi untuk mendorong makanan ke oeshopagus sewaktu lidah digerakkan dari depan ke belakang (Akoso, 1993). Lidah berfungsi untuk membantu menelan makanan. Kelenjar saliva mengeluarkan sejenis mukosa yang berfungsi sebagai pelumas makanan untuk mempermudah masuk ke oesophagus.
Di dalam mulut tidak diproduksi amilase. Air diambil dengan cara menyendok saat minum dengan menggunakan paruh (beak), dan masuk ke dalam kerongkongan setelah kepala menengadah dengan memanfaatkan gaya gravitasi (North, 1978).
2. Oeshophagus (Tenggorok)
Oesophagus merupakan saluran memanjang berbentuk seperti tabung yang merupakan jalan makanan dari mulut sampai permulaan tembolok dan perbatasan pharynx pada bagian atas dan proventriculus bagian bawah (North, 1978).
Dinding dilapisi selaput lendir yang membantu melicinkan makanan untuk masuk ke tembolok. Setiap kali ayam menelan secara otomatis oesophagus menutup dengan adanya otot. Fungsi oesophagus adalah menyalurkan makanan ke tembolok (Sarwono, 1988).
3. Crop (Tembolok)
Crop mempunyai bentuk seperti kantong atau pundi-pundi yang merupakan perbesaran dari oesophagus. Pada bagian dindingnya terdapat banyak kelenjar mukosa yang menghasilkan getah yang berfungsi untuk melembekkan makanan. Crop berfungsi menyimpan dan menerima makanan untuk sementara sebelum masuk ke proventriculus (Nesheim et al., 1979).
Terjadi sedikit atau sama sekali tidak terjadi pencernaan di dalamnya kecuali jika ada sekresi kelenjar saliva dalam mulut (North, 1978). Pakan unggas yang berupa serat kasar dan bijian tinggal di dalam tembolok selama beberapa jam untuk proses pelunakan dan pengasaman (Akoso, 1993). Hal ini disebabkan pada tembolok terdapat kelenjar yang mengeluarkan getah yang berfungsi untuk melunakkan makanan (Sudaryati, 1994).
4. Proventriculus (Lambung Kelenjar)
Proventriculus merupakan perbesaran terakhir dari oesophagus dan juga merupakan perut sejati dari ayam. Juga merupakan kelenjar, tempat terjadinya pencernaan secara enzimatis, karena dindingnya disekresikan asam klorida, pepsin dan getah lambung yang berguna mencerna protein (Nesheim et al., 1979). Sel kelenjar secara otomatis akan mengeluarkan cairan kelenjar perut begitu makanan melewatinya dengan cara berkerut secara mekanis (Akoso, 1993). Karena makanan berjalan cepat dalam jangka waktu yang pendek di dalam proventriculus, maka pencernaan pada material makanan secara enzimatis sedikit terjadi (North, 1978).
5. Gizzard (Empedal/Rempela)
Gizzard berbentuk oval dengan dua lubang masuk dan keluar pada bagian atas dan bawah. Bagian atas lubang pemasukkan berasal dari proventriculus dan bagian bawah lubang pengeluaran menuju ke duodenum (Nesheim et al., 1979). Besar kecilnya empedal dipengaruhi oleh aktivitasnya, apabila ayam dibiasakan diberi pakan yang sudah digiling maka empedal akan lisut (Akoso, 1993).
Gizzard disebut pula otot perut yang terletak diantara proventriculus dan batas atas dari intestine. Gizzard mempunyai otot-otot yang kuat sehingga dapat menghasilkan tenaga yang besar dan mempunyai mucosa yang tebal (North, 1978). Perototan empedal dapat melakukan gerakan meremas kurang lebih empat kali dalam satu menit (Akoso, 1993).
Fungsi gizzard adalah untuk mencerna makanan secara mekanik dengan bantuan grit dan batu-batu kecil yang berada dalam gizzard yang ditelan oleh ayam (Nesheim et al., 1979). Partikel batuan ini berfungsi untuk memperkecil partikel makanan dengan adanya kontraksi otot dalam gizzard sehingga dapat masuk ke saluran intestine (North, 1978).
6. Small Intestine (Usus Kecil)
Small intestine memanjang dari ventriculus sampai large intestinum dan terbagi atas tiga bagian yaitu duodenum, jejenum dan ileum. Duodenum berbentuk huruf V dengan bagian pars descendens sebagai bagian yang turun dan bagian pars ascendens sebagai bagian yang naik. Menurut Akoso (1993) selaput mukosa pada dinding usus halus memiliki jonjot yang lembut dan menonjol seperti jari yang berfungsi sebagai penggerak aliran pakan dan memperluas permukaan penyerapan nutrien.
Pada bagian duodenum disekresikan enzim pankreatik yang berupa enzim amilase, lipase dan tripsin. Ada beberapa enzim yang dihasilkan oleh dinding sel dari small intestine yang dapat mencerna protein dan karbohidrat. Pencernaan pakan ayam di dalam usus kecil secara enzimatik dengan berfungsinya enzim-enzim terhadap protein lemak dan karbohidrat. Protein oleh pepsin dan khemotripsin akan diubah menjadi asam amino. Lemak oleh lipase akan diubah menjadi asam lemak dan gliserol. Karbohidrat oleh amilase akan diubah menjadi disakarida dan kemudian menjadi monosakarida.
7. Ceca (Usus Buntu)
Ceca terletak diantara small intestine (usus kecil) dan large intestine (usus besar) dan pada kedua ujungnya buntu, maka disebut juga usus buntu. Usus buntu mempunyai panjang sekitar 10 sampai 15 cm dan berisi calon tinja (Akoso, 1993).
Fungsi utama ceca secara jelas belum diketahui tetapi di dalamnya terdapat sedikit pencernaan karbohidrat dan protein dan absorbsi air (North, 1978). Di dalamnya juga terjadi digesti serat oleh aktivitas mikroorganisma (Nesheim et al., 1979).
8. Large Intestine (Usus Besar)
Large intestine berupa saluran yang mempunyai diameter dua kali dari diameter small intentine dan berakhir pada kloaka (North, 1978). Usus besar paling belakang terdiri dari rektum yang pendek dan bersambungan dengan kloaka (Akoso, 1993). Pada large intestine terjadi reabsorbsi air untuk meningkatkan kandungan air pada sel tubuh dan mengatur keseimbangan air pada unggas (North, 1978).
9. Cloaca
Kloaka merupakan bagian akhir dari saluran pencernaan. Kloaka merupakan lubang pelepasan sisa-sisa digesti, urin dan merupakan muara saluran reproduksi (North, 1978). Air kencing yang sebagian berupa endapan asam urat dikeluarkan melalui kloaka bersama tinja dengan bentuk seperti pasta putih (Akoso, 1993).
Pada kloaka terdapat tiga muara saluran pelepasan yaitu urodeum sebagai muara saluran kencing dan kelamin, coprodeum sebagai muara saluran makanan dan proctodeum sebagai lubang keluar dan bagian luar yang berhubungan dengan udara luar disebut vent (Nesheim et al., 1979). Kloaka juga bertaut dengan bursa fabricius pada sisi atas berdekatan pada sisi luarnya (Akoso, 1993). Kloaka pada bagian terluar mempunyai lubang pelepasan yang disebut vent, yang pada betina lebih lebar dibanding jantan, karena merupakan tempat keluarnya telur (North, 1978).
Organ Tambahan
Organ tambahan mempunyai hubungan dengan saluran pencernaan dengan adanya suatu duktus yang berfungsi sebagai saluran untuk mengekskresikan material dari organ tambahan ke saluran pencernaan yang berguna untuk kelancaran proses pencernaan pakan. Ada tiga organ pencernaan tambahan yaitu hati, pankreas dan limpa (North, 1978).
a. Hati
Hati terletak diantara gizzard dan empedu, berwarna kemerahan dan terdiri dari dua lobus, yaitu lobus dexter dan sinister. Hati mengeluarkan cairan berwarna hijau kekuningan yang berperan dalam mengemulsikan lemak (North, 1978). Cairan tersebut tersimpan di dalam sebuah kantung yang disebut kantung empedu yang terletak di lobus sebelah kanan. Makanan yang berada pada duodenum akan merangsang kantung empedu untuk mengkerut dan menumpahkan cairan empedu (Akoso, 1993).
Hati juga menyimpan energi siap pakai (glikogen) dan menguraikan hasil sisa protein menjadi asam urat yang dikeluarkan melalui ginjal (Lehninger, 1994).
b. Pankreas
Pankreas terletak pada lipatan duodenum. Pankreas mensekresikan cairan pankreas ke duodenum melalui ductus pancreaticus dan menghasilkan enzim yang mendigesti karbohidrat, lemak dan protein (North, 1978).
c. Limpa
Limpa berbentuk agak bundar, berwarna kecoklatan dan terletak pada titik antara proventriculus, gizzard dan hati (Jull, 1971). Fungsi dari limpa sampai sekarang belum diketahui, hanya diduga sebagai tempat untuk memecah sel darah merah dan untuk menyimpan Fe dalam darah.

BAB 3
PEMBAHASAN

1.1 Prosedur Kerja
Alat dan bahan:
a. Alat pencernaan ayam
b. Pisau
c. Nampan
d. Plastik
e. Mistar
f. timbangan
Prosedur kerja:
1. Potong ayam, kemudian bersihkan dan ambil alat pencernaan secara untuh mulai dari mulut sampai kloaka.
2. Letakkan diatas plastik yang beralas nampan secara memanjang, menyerupai alatsusunan pencernaan ayam ayam dalam tubuh.
3. Kemudian lakukan pengukuran dengan menggunakan mistar dan timbanglah alat pencernaan tambahannya ( hati, jantung)
Hasil
BAGIAN SALURAN PENCERNAAN UKURAN PANJANG DAN MASSANYA (CM/GRAM)
Esofagus
Panjang(cm)
Berat (cm)
- 13,2
- 8,0
Proventrikulus dan ventrikulus
Panjang(cm)
Berat (cm)
- 8,4
- 26,5
Usus halus
Panjang(cm)
Berat (cm)
- 104
- 28,6
Sekum
Panjang(cm)
Berat (cm)
- 12,4
- 5,2
Rektum
Panjang(cm)
Berat (cm)
- 6,8
- 2,3
Total
Panjang(cm)
Berat (cm)
- 144,8
- 70,6

Pembahasan:
Ternak ayam yang digunakan adlah ayam pedaging umur 26 hari. Panjang total alat pencernaan ayam adalah ± 144,8 cm, ini tergantung pada jenis ayam dan umur ayam. Assesoris pencernaan ayam terdiri dari dua macam yaitu hati yang berfungsi mengsekresikan empedu dan pankreas.
Gambar alat pencernaan unggas

BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pencernaan adalah proses lanjutan dari pengambilan pakan (feed intake) oleh hewan dan merupakan salah satu parameter untuk mengevaluasi mutu pakan secara biologis. Pencernaan juga dimaksudkan sebagai persiapan untuk proses penyerapan zat makanan yang akan dimanfaatkan lebih lanjut oleh sel tubuh. Pada pencernaan unggas terjadi tiga macam pencernaan, yaitu pencernaan mekanik, pencernaan enzimatik dan pencernaan mikrobiologik.

4.2 Saran
untuk menentukan panjang dan berat masing – masing alat pencernaan ternak ayam yang harus diperhatikan adalah jenis ayam tersebut, bangsanya dan umur ayam tersebut, keren setiap ada perbedaan diantara jenis ayam, bangsa dan umur maka akan berbeda pula ukuran dan berat alat pencernaannya.

DAFTRA PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/15854588/laporan-praktikum-fisiologi-ternak-pencernaan-poligastrik-dan-monogastrik
http://chickaholic.wordpress.com/2008/05/09/fisiologi-pencernaan-dalam-ilmu-makanan/
http://pertanian.uns.ac.id/~adimagna/IlmuTernak%20UnggasPencernaan.htm
http://dunia2009.blogspot.com/2009/01/sistem-pencernaan.html